Sun, 24 November 2024

Mahasiswa Harus Tahu, Ini Efek Jangka Panjang Begadang

Reporter: Annisa Azahra N | Redaktur: Silmy Kaffah Mardhotillah | Dibaca 242 kali

Tue, 9 July 2024
(Sumber ilustrasi: freepik.com)

JURNALPOSMEDIA.COMBegadang menjadi salah satu kebiasaan buruk yang sering dilakukan anak muda, terutama mahasiswa. Namun, tahukah jika sering begadang dapat berdampak sangat buruk bagi kesehatan jangka panjang? Berikut Jurnalposmedia ulas dampak begadang untuk Anda.

Dilansir dari sciencedaily.com, seorang professor ilmu kesehatan College of Human Enviromental Sciences di University of Albama, Adam Knowlden menyatakan sebanyak 65% mahasiswa memiliki kualitas tidur yang buruk. Dari jumlah tersebut, 20% diantaranya disebabkan oleh manajemen waktu yang kurang baik. Selain itu, stress dan gangguan kecemasan juga turut memengaruhi kualitas tidur mahasiswa.

Tugas kuliah yang menumpuk dengan tenggat waktu singkat tak jarang membuat mahasiswa kehilangan waktu tidur optimalnya. Begadang sampai dini hari atau bahkan tidak tidur semalaman seolah menjadi kebiasaan para pejuang deadline.

Kebanyakan dari mereka tidak menyadari bahwa kegiatan yang bertransformasi menjadi kebiasaan tersebut mampu mendatangkan penurunan kesehatan dan fungsi tubuh ke depannya. Berikut adalah beberapa efek samping begadang:

1. Berkurangnya kemampuan mengingat

Efek kurang tidur terhadap kerja memori sangat mengejutkan,” ucap seorang professor ilmu obat-obatan di Texas A&M University, David Ernest, dikutip dari sciencedaily.com

Selanjutnya, Ernest kembali menuturkan bahwa otak kehilangan efisiensinya setiap berkurangnya jam tidur seseorang. Jika tidak tidur semalaman, maka otak akan kehilangan kemampuan belajar serta mengingat. Salah satu karakter dalam film Finding Nemo, yaitu Dori yang memiliki masalah dengan ingatannya merupakan perumpamaan bagi seseorang yang begadang. Mereka cenderung memiliki ingatan jangka pendek dan membutuhkan pengulangan informasi untuk mengingatnya lagi.

2. Obesitas

Sebuah penelitian di Universitas Lampung yang meninjau hubungan antara obesitas dan durasi tidur menunjukkan beberapa faktor penyebab kelebihan berat badan karena begadang. Tidur larut menyebabkan peningkatan hormon ghrelin dan penurunan hormon leptin yang membuat rasa lapar dan nafsu makan bertambah. Selain itu, kurang tidur yang menyebabkan rasa kantuk dan kelelahan di siang hari membuat berkurangnya aktivitas fisik, sehingga berkurangnya kalori yang terbuang. Faktor lain, tidur larut memberi kesempatan seseorang untuk makan lebih banyak dari biasanya.

3. Hipertensi

Menurut World Health Organization (WHO), terdapat 1.13 miliar orang di seluruh dunia terkena hipertensi. Hipertensi beserta komplikasinya menjadi salah satu penyebab kematian nomor satu di dunia. Gangguan pola tidur diketahui dapat mengakibatkan hormon yang bertanggung jawab dalam peningkatan tekanan darah, yaitu angiotensin meningkat.

Manusia dewasa idealnya tidur selama 7-8 jam setiap hari. Jika seseorang memiliki pola tidur di bawah jam yang dianjurkan, maka akan memengaruhi aktivitas simpatiknya. Aktivitas simpatik ialah dimana saraf simpatik bekerja mempercepat laju darah, terjadi peningkatan pelepasan katekolamin yang memicu tingginya tekanan darah dan penurunan denyut jantung.

Kebiasaan mengonsumsi gorengan dan menatap layar ponsel berjam-jam dapat menyebabkan efek samping buruk lain bagi kesehatan. Sebaiknya, imbangi dengan makan sayur dan buah-buahan, rutin berolahraga, serta perbanyak minum air putih agar tubuh mendapat asupan yang baik. Begadang boleh, namun, tetap pada batasnya. Salam sehat!

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments