JURNALPOSMEDIA.COM – Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Bandung tingkat universitas digelar pada Rabu (23/9/2020) secara daring. Adapun tema yang diusung dalam PBAK 2020 adalah “Moderasi Beragama Pilar Membangun Indonesia Emas 2045”.
Peserta yang mengikuti PBAK 2020 berjumlah 7180 mahasiswa jenjang S1 dan 500 mahasiswa jenjang S2 dan S3. Peserta pun diwajibkan untuk mengikuti tayangan PBAK di media telekonferensi Zoom dan me-resume penyampaian materi dari para pembicara.
“Baik itu dari Dirjen PTKIN, Pak Rektor, dan para Warek. Nantinya disetorkan. Jika seandainya ada yang tidak menyetorkan dan tidak absen, maka akan dianggap tidak mengikuti dan akan diikutsertakan lagi tahun depan,” tutur Kepala Bagian Kemahasiswaan, Wawan Gunawan saat ditemui Jurnalposmedia di Gedung Anwar Mussadad.
Menurut keterangannya, PBAK 2020 hanya dilaksanakan selama dua hari meskipun pelaksanan sebenarnya adalah tiga hari. Hari pertama PBAK ada di tingkat universitas kemudian hari kedua ada di tingkat fakultas.
Sementara itu, PBAK hari ketiga akan digelar di kemudian hari dengan acara inagurasi yang dibawakan organisasi mahasiswa (ormawa) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di bawah Dewan Mahasiswa Universitas (Dema-U) dan Senat Mahasiswa Universitas (Sema-U) secara luring.
“Insya Allah (hari ketiga) dilaksanakan pada waktu offline. Kita belum bisa memastikan waktunya kapan, apakah Oktober atau Januari. Yang jelas kita menunggu masa Pandemi Covid-19 ini berakhir. Semoga pelaksanaan inagurasi bisa terlaksana sebelum tahun 2020 berakhir,” ujarnya.
Meskipun PBAK 2020 dilaksanakan secara daring, UIN Bandung tetap memberlakukan protokol kesehatan secara ketat bagi pihak yang menghadiri kegiatan tersebut secara langsung. Hal itu dibenarkan Wakil Dekan III Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Dadan Suherdiana.
“Jumlah yang hadir maksimal setengah dari kapasitas gedung itu sudah memenuhi syarat. Kemudian memakai alat cek suhu, sarung tangan, face shield, masker standar yang diakui oleh World Health Organization (WHO) juga hand sanitizer. Jadi, semua Insya Allah aman dan semoga tidak terjadi apa-apa dalam PBAK di tengah wabah Covid-19 ini,” ujarnya.
Kendati tidak bisa merasakan euforia PBAK secara luring seperti tahun sebelumnya, mahasiswi baru jurusan Manajemen Pendidikan Islam, Tisya Sundari Laudia, mewajarkan hal tersebut. Dirinya tetap merasakan kesan yang baru akan dunia perkuliahan.
“Bagaimanapun ini adalah kali pertama saya mengenal dunia perkuliahan, meskipun melalui daring. Melaksanakan PBAK dari rumah merupakan hal yang langka dan mungkin hanya akan dirasakan oleh para mahasiswa baru pada tahun ini saja,” tuturnya.
Selaras dengan mahasiswa baru jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Angga Pratama Putra. Ia menanggapi PBAK penting dilaksanakan sebagai ajang pengenalan kampus untuk mahasiswa, meskipun melalui daring.
“Karena adanya pandemi, jadi mau tidak mau universitas juga harus melakukan PBAK seperti ini. Karena ini cuma satu-satunya cara untuk mengikuti PBAK secara daring. Tapi tahun ini saya melihat PBAK UIN Bandung cukup baik,” pungkasnya.