Wed, 5 February 2025

Haris Azhar: Suarakan Pelanggaran HAM

Reporter: Dhita Dewitri | Redaktur: Nazmi Syahida | Dibaca 691 kali

Thu, 14 February 2019
Haris Azhar memaparkan diskusi mengenai HAM : histografi kekerasan Negara. Bertempat di Aula Student Centre UIN Bandung. Rabu (13/02/2019)(Dhita Dewitri/Jurnalposmedia)

JURNALPOSMEDIA.COM—Hak Asasi Manusia (HAM) adalah salah satu hak yang diberikan oleh tuhan kepada setiap makhluknya semenjak lahir. Hak ini pula lah yang dilindungi oleh Negara bahkan diatur dalam undang-undang. Namun, apa jadinya bila hak yang diberikan Tuhan dan dilindungi undang- undang masih dilanggar, bahkan beberapa kasus pelanggar HAM belum dituntaskan hingga hari ini.

Mencoba menyelesaikan permasalahan yang menghantui, Himpunan Mahasiswa Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Bandung, menyelenggarakan diskusi bersama tentang “Historiografi Kekerasan Negara; Penyelesaian Kasus-Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia yang tak Jua tuntas”. Diskusi mendatangkan Aktivis HAM, Haris Azhar dan pembicara dari Aksi Kamisan Bandung, Feru Jaya. Rabu, (13/02/2019).

Feru mengatakan untuk selalu berupaya tenang terhadap ancaman HAM yang datang “Seperti kata Munir, ketakutan hanya ada di kepala, pada dasarnya kita harus tenang karena ancaman selalu ada. Tapi kita menjadi manusia tidak hanya untuk menjadi “manusia” akan tetapi lebih mengedepankan kemanusiaan itu sendiri” ucapnya.

Feru menambahkan bahwa melalui aksi kamisan bukan lah sebuah demo atau anarkisme, akan tetapi mengingatkan kepada orang-orang bahwa pelanggaran HAM belum selesai dan akan terus terjadi. “Sama seperti Sukarno, hari ini aku, besok kamu” tuturnya.

Dalam diskusi yang berlangsung lebih dari tiga jam ini, pembahasan mengenai bagaimana HAM di Indonesia tak terselesaikan tetapi, seolah terlupakan begitu saja. Menurut Haris Azhar, untuk membenahi negeri menjadi lebih baik, masa lalu harus segera dituntaskan. “Kita tidak pernah menyelesaikan sesuatu yang terjadi dulu “ ungkapnya.

Lebih lanjut, Haris mengatakan bahwa latar belakang pelanggaran HAM terjadi karena terdapat kegagalan dan kelemahan Negara untuk bekerja secara tegak lurus. Menurutnya, Negara akan mengakui pelanggaran HAM apabila mendapat tekanan dari masyarakat.

“Pada dasarnya Negara adalah pelayan masyarakat sehingga Negara seharusnya siap melayani. Apabila masyarakat diam maka pelanggar-pelanggar HAM masih bisa menghirup udara bebas tanpa merasa bersalah atas apa yang dilakukannya,” tuturnya.

Disisi lain, Haris menginginkan mahasiswa untuk membuka suara. Ia pun beharap untuk masyarakat lebih berani dalam mengungkapkan pelanggaran HAM. “Oleh sebab itu masyarakat seharusnya lebih berani berbuat dan berbicara. Semakin lantang berbicara, tidak dipungkiri keadilan akan mudah didapat,” tutupnya.

Bagikan :
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments