JURNALPOSMEDIA.COM-Desa Cibiru Wetan kembali diterjang banjir setelah peristiwa serupa terjadi pada 2012 silam. Banjir terjadi pada pukul 20.00 WIB, Rabu (5/2/2020) malam. Tidak ada korban jiwa namun sejumlah warga menderita luka ringan serta kerugian harta benda. Satu rumah warga mengalami kerusakan cukup berat, Cibiru Wetan, Cileunyi, Bandung, Kamis (6/2/2020).
Salah satu korban banjir, Tuti (64) mengungkapkan kronologis banjir yang menerjang bagian belakang rumahnya. “Air bercampur lumpur langsung menghantam bagian kamar, saya segera menyelamatkan cucu kemudian memecahkan jendela karena pintu terhalang barang-barang yang hanyut. Anak saya terluka saat menyelamatkan cucu saya yang satunya. Mesin cuci, kulkas, televisi, tidak ada barang-barang yang tersisa,” jelas Tuti.
Kepala Dusun 2 Cibiru Wetan, Wowo menjelaskan selepas hujan deras di wilayahnya sering terjadi longsor di bagian tebing pemakaman umum. Longsoran tebing setinggi 3 meter tersebut menutupi aliran sungai hingga air sungai meluap. Hal itu berimbas ke lingkungan RW 07, RW 15 dan RW 08, Desa Cibiru Wetan. Wowo berharap warga dapat berkerja sama untuk memfokuskan kerja bakti di wilayah RW 07 dan RW 08.
Respons cepat dilakukan Sekretaris Desa Cibiru Wetan, Ade Mahmudin bersama warga setempat. “Semalam kami bersama warga memustuskan untuk mengalihkan aliran air dengan cara menjebol pondasi sungai selebar 1 meter. Itu dilakukan supaya air yang masuk ke pemukiman warga bisa surut dan kembali ke sungai,” tutur Ade.
Terkendala hujan deras dan minimnya peralatan, penanganan yang dilakukan di malam hari tidak berjalan maksimal. Ade mengatakan Kepala Desa setempat sigap menugaskan perangkat desa dan warga yang tergabung dalam Tanggap Siaga Bencana untuk melanjutkan penanganan hingga pagi tadi.
“Bentuk penanganannya yaitu memperbaiki sungai dan jalanan agar tidak menghalangi arus lalu lintas juga membongkar bongkahan-bongkahan yang menutup aliran sungai, sekitar tahun 2012 juga pernah terjadi. Tidak menimbulkan korban jiwa, namun lebih parah karena banyak rumah yang rusak,” kata Ade. Ia berharap peristiwa ini dapat dicegah melalui program perbaikan sungai.