JURNALPOSMEDIA.COM – Seblak telah menjadi makanan laris kesukaan berbagai usia, terutama anak muda. Berbagai outlet seblak hadir di Bandung, salah satunya Seblak Parasmanan Teh Iyam dengan kisah inspiratif di balik pembangunannya.
Seblak Parasmanan Teh Iyam terus menarik perhatian para pecinta kuliner di Cibiru, Jawa Barat. Dengan lokasi yang strategis dan menu seblak yang khas, kedai ini berhasil mempertahankan popularitasnya meski dikunjungi banyak orang setiap hari. Seblak Parasmanan Teh Iyam, yang didirikan oleh Siti Maryam, kini menjadi salah satu tempat makan favorit, menyajikan seblak dengan beragam varian rasa dan topping yang melimpah serta menawarkan rasa yang lezat.
Siti Maryam (32) memulai usaha ini pada tahun 2020 setelah kehilangan pekerjaan di sebuah pabrik.
“Waktu itu, saya habis kontrak kerja dan mendapat pesangon hanya sekitar Rp3.200.000, sisanya hanya Rp500.000. Suami juga nganggur dan saya harus menghidupi orang tua serta sembilan adik saya,” jelas Siti, mengenang masa-masa sulit sebelum memulai usaha.
Dalam kebingungannya, Siti terinspirasi untuk membuka usaha kuliner setelah melihat anak-anak di lingkungan sekitar sedang mengaji. Siti memulai dengan berjualan seblak di pinggir jalan di kawasan Kampung Sebak Gede, Cibiru.
“Waktu itu, saya hanya punya sedikit modal dan tempat jualan di tanah kosong milik orang lain. Tapi dengan modal nekat dan keberanian, saya mulai mencoba peruntungan,” tambah Siti.
Keunikan menu yang ditawarkan, serta rasa seblak yang khas, mulai menarik perhatian pembeli. “Dari mulut ke mulut, orang mulai datang dan mencoba. Rasa seblaknya memang berbeda dengan yang lain, dan akhirnya mulai viral,” kata Siti.
Saat ini, Seblak Teh Iyam telah memiliki tiga cabang dengan total 22 pegawai. Setiap hari, sekitar seribu porsi seblak terjual di ketiga cabang tersebut. Pembeli banyak memilih menu pedas, yang menjadi favorit pengunjung.
“Alhamdulillah, usaha ini berkembang pesat. Semoga ke depannya Seblak Teh Iyam bisa membuka cabang lebih banyak dan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan,” harap Siti.
Menurut penjaga parkir di Seblak Parasmanan Teh Iyam, Mang Yayat (52), usaha ini juga memberikan dampak positif bagi pendapatan dirinya.
“Pendapatan saya dari markir di sini sekitar Rp300.000 per hari, ini sangat membantu keluarga saya,” ujar Mang Yayat.
Salah satu pengunjung setia, Alicia (19), mengungkapkan kekagumannya terhadap kualitas pelayanan dan rasa di Seblak Teh Iyam.
“Pelayanannya cepat, meskipun pengunjungnya banyak. Saya hanya menunggu sekitar 15-20 menit, dan rasa seblaknya tetap konsisten enak. Tidak ada kesalahan dalam pembuatannya,” ungkapnya saat diwawancarai Jurnalposmedia, Kamis (14/11/2024).
Menurutnya, salah satu keunggulan Seblak Teh Iyam adalah banyaknya pilihan topping dan kuah yang ditawarkan.
“Ada sampai empat rak penuh isian seblak dan satu freezer besar. Pecinta seblak pasti kalap kalau datang ke sini,” katanya.
Seblak Teh Iyam menyediakan berbagai macam rasa kuah sesuai selera. Mulai dari kuah original, manis, gurih, ramen sunda, tomyam, asam manis, bumbu kacang, dan kuah bakso reunceum. Hal itu menambah keunikan kedai Seblak Teh Iyam
“Yang paling banyak dipesan adalah Ramen Sunda dan Kuah Bakso Reunceum,” tambahnya.
Harga per kondimen juga dianggap sangat terjangkau, dengan rata-rata Rp2.000 per item, sementara topping seperti sosis dan sayuran hanya dibanderol Rp1.000.
Keberhasilan Seblak Teh Iyam juga tidak lepas dari lokasi strategisnya. Terletak dekat kampus dan kawasan kos-kosan, serta berada di sekitar Bundaran Cibiru yang menjadi jalur utama, kedai ini mudah dijangkau oleh pengunjung dari berbagai arah.
“Letaknya memang sangat strategis, banyak orang lewat sini, jadi restoran ini selalu ramai,” kata Alicia, menjelaskan salah satu alasan mengapa Seblak Teh Iyam tetap ramai pengunjung.
Namun, Alicia juga memberikan masukan. “Mungkin pencahayaan di dalam warung bisa ditingkatkan, karena agak gelap saat siang hari. Tapi secara keseluruhan, saya puas dengan rasa dan pelayanannya. Menurut saya, ini yang membuat tempat ini selalu ramai,” tambahnya.
Seblak Teh Iyam terus berkembang berkat inovasi menu dan keberaniannya dalam menawarkan cita rasa yang berbeda dari pesaingnya. Dengan berbagai pilihan kuah dan topping yang melimpah, kedai ini berhasil menciptakan pengalaman kuliner yang memuaskan bagi pengunjung, baik dari segi rasa maupun harga.
Seblak Teh Iyam kini tidak hanya dikenal karena cita rasa seblaknya, tetapi juga strategi pemasarannya yang unik. Mengusung jargon “Kacida Lamun Teu Nyoba” (Sangat Sayang Jika Tidak Mencoba), Siti berharap usaha ini terus berkembang dan dapat memberikan manfaat lebih banyak bagi masyarakat sekitar.