Tak ada paksa dalam suara hati, sekali mengelak tak percaya beranjak.
Tak ada siksa dalam gerak hati, sekali beranjak ia nyaman tuk tertanam.
Tak ada dusta dalam bisikan hati, sekali nyaman ia kan tenang.
Terkadang, aku terlalu memaksakan diri, tuk mengetuk pintu hati, menodong dengan kata yang tak penuh metafor, aku teror, dengan pistol, lalu aku kena dor.
Adakalanya, aku perlu belajar lagi memupuk rasa, memandirikan intuisi, agar kata hati tenang teranyami, dan rasa bijaksana dalam mencintai.
Penulis adalah mahasiswa jurusan Sejarah dan Peradaban Islam UIN Bandung.