JURNALPOSMEDIA.COM – Demonstrasi yang marak terjadi belakangan ini menunjukkan keresahan rakyat terhadap arah negeri ini. “17+8 Tuntutan Rakyat” yang muncul bukan hanya soal kebijakan, tapi juga tentang rasa keadilan, keterjaminan hak, dan kepedulian negara pada rakyatnya. Di jalanan kita bisa melihat semangat perlawanan, lebih tepatnya rasa frustasi rakyat yang sedang mencari rumah yang benar-benar bisa melindungi mereka.
Dalam suasana itu, ada satu lagu yang relevan untuk direnungkan, “Seperti Rahim Ibu” karya Efek Rumah Kaca. Lagu ini tidak bicara langsung tentang demonstrasi, tapi maknanya bisa jadi cermin dari apa yang sebenarnya diharapkan para demonstran.
Liriknya penuh kiasan yang kuat. Misalnya “duka padamu, luka padaku, saling lebur” menggambarkan betapa eratnya hubungan rakyat dengan negeri. Kalau negeri terluka karena ketidakadilan, rakyat pun ikut merasakan perihnya. Itulah yang terlihat di jalanan saat demonstrasi, luka sosial terasa sebagai luka bersama.
Secara halus, lagu ini juga mengkritik masalah serius di negeri ini, seperti korupsi, intoleransi, dan pelanggaran hak asasi manusia. Demonstrasi yang terjadi sekarang pun tidak jauh berbeda, rakyat sedang bersuara, menuntut negara agar segera membersihkan dan membenahi diri dari hal-hal yang merusak kehidupan bersama.
Namun, di balik nada protesnya, lagu ini juga memberi harapan. Ia mengajak kita untuk membayangkan negeri yang benar-benar melindungi rakyatnya, negeri yang menumbuhkan optimisme dan solidaritas. Pesan ini sejalan dengan semangat demonstrasi yang bukan hanya “marah” tapi juga ingin membangun masa depan yang lebih baik.
Akhirnya, “Seperti Rahim Ibu” bisa kita dengar sebagai lagu penyemangat di tengah gelombang aksi. Ia mengingatkan tujuan akhir dari semua protes, kritik, dan perjuangan adalah menghadirkan negara yang merawat rakyatnya, menguatkan yang rapuh, dan memberi rasa aman. Seperti rahim ibu yang penuh kasih.
