Akhirnya kita terjebak di ruang sempit
Terjebak di dalam kenangan yang begitu sulit
Kenangan yang tercipta di bawah sinar matahari terbit
Diatas kabut yang menyelimuti pepohonan hingga mulai kehilangan warnanya
Dalam lamunnya semerdu kasih kala cuitan burung kecil di sela atap rumahmu
Menambah riuh rendah suasana
Aku benar-benar terjebak
Antara tipu muslihat dan imajinasi yang menampakan bayangmu sungguh nyata di hadapan
Bagaimana mungkin kau bisa tetap berdiam diri
Sementara aku telah berusaha membuatmu tersenyum?
Pagi yang kau mekarkan tidak sesuai dengan pengharapan
Kau tidak bergeming, dengan banyak alasan mengapa duniamu begitu hening
Kita mulai mendamba rasa, menitip kan kisah yang tidak primitif ke dalam sajak rindu pemecah sendu
Namun dingin senyum bekumu membuat kau sulit untuk aku mengerti
Atau paling tidak, kau mungkin sengaja bertingkah agar sulit aku menerka
Membiru indraku, aku rindu, sangat rindu
Peluk hangatmu bercampur deru nafas yang menerka mencari sumber kuasa
Melepas segenap pertahanan jiwa lalu mati kita berdua di dalamnya
Tolong jauhkan nafsuku dari pesona hawamu
Susah payahku melepasmu
Tanpa rasamu menjamahku yang bergeliriya masuk kedalam rasuk jiwaku
Kenangan adalah saingan terberat kita untuk saling lupa
Ah bukan, untuk aku melupa
Karena aku yakin kau sekarang telah benar-benar lupa
Membawa bahagia pergi bersama dia pria pilihanmu yang menawarkan cinta nyata rasa surga
Tanpa ragamu disisiku seperti hari-hari kemarin dimana kita masih saling menatap lalu saling mendekap
Tanpa eratmu menggenggamku pada malam itu
Cabutlah biar tak kusut