Sun, 24 November 2024

Kopi Itu Digiling Bukan Digunting

Reporter: Najib Zain/Kontribur | Redaktur: Lisna | Dibaca 678 kali

Sun, 27 May 2018
Ilustrasi Oleh Agung Rakhmadi

JURNALPOSMEDIA.COM–Seiring bergulirnya waktu, kini kopi Indonesia berada pada kedudukan skala nasional atau internasional termasuk salah satu yang terbaik di dunia. Anak-anak muda hari ini sudah melakukan observasi, penelitian, bahkan ikut terjun dan menyebarluaskan edukasi soal kopi lebih dalam kepada para petani di berbagai perkebunan di Indonesia. Tidak jarang beberapa kalangan penikmat dan barista, atau roaster kerjasama dengan petani, guna mengoptimalkan kopi Indonesia. Baik secara proses, roasting atau sampai sistem marketingnya.

Beberapa penikmat dan barista memutuskan membuka kedai kopi kecil guna mengenalkan bahwa kopi Indonesia pun unggul. Dengan beberapa pengalaman dan pengetahuan yang mereka dapatkan, penyuguhan konsep tempat kedai yang “instagramable” dirasa cocok untuk kalangan muda, khususnya di Bandung. Pasalnya kopi Bandung termasuk salah satu yang unggul, seperti kopi Ciwidey, Manglayang, Ranca Bali, bahkan Malabar. Barista yang kompeten diharapakan memberikan edukasi kepada para peminat yang mungkin baru ingin tahu soal kopi lebih dalam.

Berdasarkan lansiran dari majalah.ottencoffee.co.id. Seperti yang kita tahu hari ini, untuk membedakan jenis kopi secara mudah kita bedakan menjadi dua yaitu arabika dan robusta,

Kopi Arabica

Kopi jenis ini tumbuh pada daerah dengan ketinggian 700-1700 mdpl. Suhu yang dimiliki adalah 16-20 °C. Yang perlu diketahui mengenai jenis kopi ini adalah mengenai aspek kepekaan terhadap jenis penyakit karat daun atau lebih dikenal dengan HV atau Hemileia Vastatrix.

Faktanya, kopi ini berasal dari negara Etiopia dan juga Brasil. Kedua negara tersebut menguasai 70% pasar kopi secara global pastinya.

Kopi Robusta

Sedangkan untuk kopi robusta, merupakan keturunan dari beberapa jenis spesies kopi. Mengenai kualitas dari buah kopi, faktanya lebih rendah dibandingkan dengan kopi Arabika dan juga Liberika. Kopi jenis ini menguasai sekitar 30% pasar dunia. Asal dari kopi tersebut, ini banyak terdapat di Kolumbia, Indonesia, dan juga Filipina. Orang biasanya akan menjumpai rasa yang lebih menyerupai coklat. Bau yang dihasilkan juga manis. Tekstur dari kopi ini cenderung kasar dan memiliki warna yang bervariasi.

Itu adalah untuk kopi yang sudah sampai ke kedai atau coffee shop saat ini. Pengenalan lebihnya yaitu bagaimana petani melakukan panen Raya di pertengahan tahun, antara bulan Agustus hingga Oktober sebelum masuk ke proses. Ada beberapa proses diantaranya seperti, natural, honey, atau fullwash yang dipercaya membuat semakin menggugah rasa si kopi, setelah diminum.

Untuk jenis warna, kopi yang masih cerry, alias masih menjadi buah berwarna merah. Selanjutnya dimasukkan pada tahap panggang. Biasanya para roaster bekerjasama dengan petani untuk memilih sebelum nantinya kopi dijajakan. Nah, terakhir ada proses grind bean, yakni giling biji, proses grind bean ini merupakan fenomena penikmat kopi yang mengatakan biji kopi digiling atau  digunting, semuanya tergantung selera, sebelum akhirnya diseduh dan dinikmati.

Sedangkan, guna mengangkat cita rasa kopi, untuk kopi jenis arabika dan robusta biasanya menggunakan beberapa metode penyeduhan manual yang kita kenal sekarang adalah, Tubruk, V60, Vietnam Drip, Coldbrew dan Rokpresso dan masih banyak lagi metode penyeduhan lainnya.

 

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments