JURNALPOSMEDIA.COM – Melalui Musyawarah Tinggi Mahasiswa Tingkat Universitas (Musti-U) dan Musyawarah Mahasiswa Tingkat Universitas (Musma-U) yang digelar tim Ad-Hoc pada Senin (9/11/2020) lalu, formatur Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum Dema-U serta Ketua Umum Sema-U periode 2020-2021 berhasil ditetapkan.
Penantian hadirnya kembali organisasi mahasiswa tingkat universitas (ormawa-u) di UIN Bandung pun kini terbayar sudah. Saat dihubungi Jurnalposmedia, Ketua Umum terpilih Sema-U, Ragen Regyta menyampaikan rencana yang akan dibangun di tataran lembaganya setelah ia resmi dilantik.
Ragen mengungkap, ia akan melakukan penguatan di tiap individu pengurus Sema-U untuk menyatukan gagasan ataupun narasi. Selain itu, guna membangkitkan kesadaran berorganisasi di setiap anggotanya, ia mendorong kepengurusannya untuk lebih dekat dengan mahasiswa UIN Bandung.
“Langkah yang akan saya lakukan untuk membangkitkan setiap individu, yaitu mendorong keanggotaan Sema-U untuk lebih dekat dengan mahasiswa UIN Bandung. Yang mana, hal ini pada prosesnya (terletak) pada pengadvokasian permasalahan-permasalahan yang ada di lingkup UIN Bandung,” ujarnya, Minggu (15/11/2020).
Mengenai pembentukan keanggotaan, ia mengatakan, Sema-U adalah lembaga legislatif dengan sistem parlementer. Saat keanggotaannya telah terbentuk, maka langkah selanjutnya adalah pembentukan struktural dalam artian mengisi sejumlah komisi yang tersedia di Sema-U.
“Adapun pembentukan dari struktural tersebut dilakukan dengan cara mendelegasikan dirinya sendiri. (Yang) merasa mumpuni atau merasa cukup di komisi (yang) mana di kepengurusan, tanpa terlepas dari pertimbangan dari saya sebagai Ketua Sema-U,” ungkapnya.
Senada dengan Ragen, Ketua Umum terpilih Dema-U, Malik Fajar Ramadhan juga mengungkapkan pergerakan lembaganya. Pihaknya akan mensosialisasikan 13 kementerian beserta dirjen yang ada di Dema-U melalui akun Instagram resmi @demauinsgd. Menurutnya, hal itu dilakukan sebagai upaya pemerataan dan keterbukaan informasi.
Di masa kepengurusannya, Malik menilai Dema-U perlu memperbaiki komunikasi kepada publik. Pun, membangun hubungan sinergis dan harmonis dengan lembaga atau ormawa intra kampus di bawahnya. Malik merasa, Dema-U juga perlu menghadirkan program kerja yang bisa mewakili dan mengakomodir kebutuhan mahasiswa UIN Bandung.
“Dema-U wajib melakukan optimalisasi penggunaan media sosial. Serta, yang paling penting Dema-U wajib menjadi lembaga demokratis yang menjadi garda terdepan dalam menghadirkan iklim demokrasi yang baik, sehat, dan progresif di kampus UIN Bandung,” jelasnya, Senin (16/11/2020).
Ia menambahkan, saat ini Dema-U terfokus pada beberapa aspek lokal, regional, maupun nasional. Khusus dalam lingkup lokal, yakni mengenai poin demokratis kampus dan perbaikan sistem fasilitas kampus. Malik pun tak menampik adanya kekurangan dalam kepengurusan Dema-U yang lalu. Namun, menurutnya hal itu dapat menjadi cerminan bagi kepengurusan Dema-U saat ini untuk memperbaikinya.
Saat ditanya mengenai kepengurusan Dema-U untuk masa baktinya, ia mengatakan hal itu masih dipersiapkan, “Untuk teknis dan mekanisme (pembentukan kepengurusan) masih dalam proses pertimbangan. Adapun nanti setelah final, akan kita bagikan juga melalui Instagram Dema-U,” pungkasnya.