Thu, 2 May 2024

Jurnalistik Dalam Visual

Reporter: Dian Aisyah | Redaktur: Riska Yunisyah Imilda | Dibaca 399 kali

Wed, 4 October 2017
Desainer Grafis, Kartini F Astusi sedang mengisi materi di Acara Jurnalistik Festival 2017. Kartini memberikan pelatihan desain dan fotografi secara umum yang dibutuhkan oleh media, Sabtu (30/10/2017). (Dian Aisyah/Jurnalposmedia)
Desainer Grafis, Kartini F Astusi sedang mengisi materi di Acara Jurnalistik Festival 2017. Kartini memberikan pelatihan desain dan fotografi secara umum yang dibutuhkan oleh media, Sabtu (30/10/2017). (Dian Aisyah/Jurnalposmedia)

JURNALPOSMEDIA.COM–Pada dasarnya sebagian masyarakat besar mengetahui karya jurnalistik adalah sebuah berita yang ada di surat kabar saja, dengan teks yang menjelaskan berita tersebut. Maklum saja, kerena karya jurnalistik inilah yang paling dominan untuk diproduksi setiap hari. Padahal masih banyak jenis-jenis karya jurnalistik lainnya, seperti feature, opini, artikel, dan foto.

Seperti kata Kartini F Astuti, seorang penulis sekaligus desainer yang membahas karya jurnlistik di acara Jurnalistik Festival Boulevard ITB, Sabtu lalu (30/09/2017). Katanya foto bukan hanya sekedar foto, harus ada beberapa unsur didalamnya yang sarat akan berita. Salah satunya human intererest yaitu genre yang banyak digandrungi fotografer sejak dulu, karena didasari dengan tiga elemen seperti, kehidupan, manusia dan waktu.

Genre ini memberikan atmosfer untuk mendukung pembahasan yang dijelaskan dalam sebuah  berita atau artikel. Mampu memberikan rasa simpati tersendiri bagi orang-orang yang melihatnya. Memotret bukan hal yang mudah, fotografer harus pandai melukis peristiwa yang terjadi dengan kamera. “Harus ada pesan yang disampaikan dalam foto tersebut,” ujar Kartini sambil menunjukan foto korban konflik Palestina dan Israel. Keadaan seperti itu tak pelak menekan fotografer untuk memperoleh foto teresebut.

Foto jurnalistik didasari unsur 5W dan 1H (What, When, Where, Who, Why dan How) dan dilengkapi dengan riset terlebih dahulu. Fotografer juga harus menguasai objek sebelum memotret. “Setelahnya, fotografer bisa memotret dengan sudut pandang yang berbeda-beda,” tuturnya

Desain Grafis dan Maknanya

Sama halnya seperti fotografi, desan grafis juga menerangkan bagaimana cara untuk berkomunikasi melalui media visual. Prosedur komunikasi disini melalui eksplorasi ide-ide dengan penambahan gambar, baik itu berupa diagram, serta warna selain penggunaan teks. Sehingga menghasilkan  efek untuk penikmatnnya.

Umumnya orang menerima pesan dalam bentuk visual gambar dibandingkan dalam bentuk teks. Setiap hari tanpa kita sadari, kita selalu melihat karya desain grafis. Semua yang kita lihat berhubungan dengan desain grafis. “Desain grafis bukan prodak, melainkan ruhnya,” ucap Kartini.

Dasar utama pembelajaran grafis adalah tipogafi, yaitu pemilihan, penataan, atau segala hal yang berkaitan dengan peraturan baris-baris huruf. Proses pekerjaan yang berhubungan dengan huruf tidak terlepas dari tipografi. Namun unsur pendukung lainnya tidak kalah penting, seperti olah huruf, font, diferensiasi atau pemilihan huruf, warna yang menjadi unsur penting sebagai objek desain karena warna memiliki makna dan menampilkan identitas, size, dan tekstur sebagai corak yang dapat dinilai.

Sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan dalam media elektronik, yang seringkali disebut sebagai desain interaktif. Unsur didalamnya sama seperti desain lainnya, namun lebih mudah dan mobile. Generasi muda saat ini sangatlah penting untuk mempelajarinya, karena mempercepat proses pekerjaan dengan menyajikan pekerjaan dalam bentuk grafis, juga usaha-usaha yang dapat dikembangkan dengan ilmu grafis.

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments