JURNALPOSMEDIA.COM – Mahad Al-Jami’ah UIN Bandung resmi meluluskan 400 mahasantri pada Haflah Takhrij angkatan ke-10 tahun 2020. Acara tersebut digelar secara daring melalui aplikasi Zoom serta disiarkan di Youtube dan Facebook Mahad Al-Jami’ah, Selasa (22/9/2020).
Pelaksanaan acara ini terpaksa dilakukan secara daring di situasi pandemi. Prosesi pengalungan medali dan pemberian sertifikat oleh Rektor UIN Bandung, Mahmud, hanya dilakukan oleh perwakilan dua mahasantri putra dan putri yang hadir secara langsung.
Direktur Mahad Al-jami’ah, Abdul Hadi, menuturkan dalam sambutannya bahwa keberadaan Mahad adalah upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya. Serta, melahirkan lulusan mahasantri yang Qurrota a’yun.
“Guna melahirkan mahasantri yang kompetetif dan unggul serta mampu mempertontonkan akhlak karimah di tengah masyarakat, kami melanjutkan program dari kepengurusan sebelumnya untuk kemudian mencari formulasi yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas pembinaan,” tuturnya.
Pada Haflah Takhrij ini, terdapat empat kategori lulusan. Yaitu Mumtaz, Jayyid Jiddan, Jayyid dan Maqbul. Kategori tersebut didasarkan pada presensi mahasantri pada setiap pembelajaran serta nilai UTS dan UAS.
Selain itu, terdapat masing-masing tiga lulusan berprestasi untuk peringkat 1, 2, 3 dari mahasantri putra dan putri. Peringkat pertama mahasantri putra berprestasi dipegang oleh Ahmad Almafahir dengan akumulasi nilai 89,3.
Sedangkan peringkat pertama mahasantri putri berprestasi diraih oleh Raden Aghnia Adwiyyah dengan akumulasi nilai 92,4.
Di samping itu, Rektor UIN Bandung, Mahmud, dalam sambutannya mengatakan walaupun tidak satu tahun penuh melakukan pembelajaran secara tatap muka, ia berharap mahasantri dapat mendapat manfaat dari proses yang telah dilalui.
“Walaupun hanya satu semester melakukan kegiatan offline di Mahad, tapi semoga saudara bisa mengambil maanfaat dari pembelajaran yang telah dilalui. Baik secara langsung dan tidak, serta menjadikannya sebagai bekal,” ungkapnya.
Salah satu mahasantri, Mega Mugni, menuturkan pelaksanaan Haflah Takhrij yang diselenggarakan secara daring ini tidak melunturkan antusias dan makna dari kegiatan itu sendiri. Ia pun mengaku sudah menantikan hasil yudisium setelah satu tahun lamanya menimba ilmu di Mahad Al-Jami’ah.
“Selepas Haflah Takhrij ini juga merupakan langkah awal kami untuk menebar manfaat dan maslahat untuk ummat,” pungkasnya.