JURNALPOSMEDIA.COM – Mahasiswa Pencinta Alam (Mahapeka) UIN Bandung gelar Ekspedisi Parvantara, yaitu pendakian ke tiga gunung, terdiri dari Gunung Agung, Gunung Rinjani, dan Tambora. Kegiatan ini dilaksanakan pada 20 Agustus-20 September 2024.
Ekspedisi ini diadakan sebagai bagian dari perayaan Dies Natalis ke-40 Mahapeka, dengan misi penelitian yang berfokus pada pelestarian alam dari aspek sosial, budaya, dan lingkungan.
Hasilnya digunakan sebagai sumber data untuk berbagai kebutuhan, yang kemudian akan dibahas dalam forum diskusi, pameran foto, dan seminar nasional tentang isu lingkungan.
Mahapeka UIN Bandung mengirim tiga orang anggotanya, yakni Muhammad Naufal Al Farizi (Bledug), Muhammad Dzikri (Oscar) dan Firmansyah (Anggota Muda).
Ketua Umum Mahapeka periode 2023-2024, Faizal Bayu Nurfalah menyampaikan, salah satu tantangan utama dalam Ekspedisi ini bukan hanya terkait aspek teknis dan anggaran, tetapi juga manajemen perjalanan yang menjadi faktor penting untuk keselamatan.
“Untuk tantangan selain hal-hal yang berbau teknis dan anggaran. Tapi ada satu hal yang paling penting dari segi manajemen perjalanan karena menyangkut dengan safety berkegiatan. Baik dari tujuan, output, penunjang kegiatan baik logistik ataupun perbekalan, transportasi, perizinan, manajemen resiko dan banyak lagi,” jelasnya saat diwawancarai Jurnalposmedia pada Rabu (21/08/2024).
Lebih lanjut, Bayu menuturkan, dalam proses persiapan, banyak hal yang harus dipertimbangkan dengan matang. Mahapeka menerapkan prosedur Communication Response Procedure (CRP) sebagai panduan komunikasi dan respons dalam menghadapi situasi darurat selama ekspedisi.
Selain itu, mereka juga memiliki Emergency Rescue Procedure (ERP) yang akan diaktifkan jika terjadi kecelakaan selama operasional di gunung.
Di sisi lain, salah satu peserta Ekspedisi Parvantara, Muhammad Naufal Al Farizi mengungkapkan, persiapan yang ia lakukan sebelum perjalanan mencakup berbagai aspek, mulai dari persiapan fisik, peralatan pendukung, hingga pengetahuan tentang lingkungan dan sosial budaya masyarakat setempat.
“Untuk persiapan yang dilakukan sebelum perjalanan ini yang pertama dari persiapan fisik, alat penunjang, keilmuan tentang lingkungan dan sosial budaya masyarakat,” ungkapnya saat diwawancarai Jurnalposmedia pada Kamis (22/08/2024).
