JURNALPOSMEDIA.COM – Untuk yang pertama kalinya, Bakar Lidah Fest digelar di Festival Citylink Bandung, berlangsung mulai 30 Mei hingga 15 Juni 2025. Festival kuliner bertema makanan pedas ini menghadirkan 33 tenant yang sebagian besar merupakan pelaku Usaha Makro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal warga Bandung.
Penyelenggara acara, Anhar Faizin menjelaskan, Bakar Lidah Fest diadakan karena Bandung dikenal dengan banyaknya penggemar makanan pedas, khususnya di kalangan anak muda.
“Festival ini diadakan karena Bandung memang memiliki banyak penggemar makanan pedas, khususnya di kalangan anak muda dan sejauh ini belum pernah ada acara yang mengangkat tema tersebut secara khusus,” ujar Anhar Faizin saat diwawancarai pada Senin (2/5/2025).
Anhar menjelaskan, meskipun belum ada kolaborasi resmi dengan UMKM, partisipasi tenant lokal cukup mendominasi, tidak hanya dari Bandung tetapi juga dari Yogyakarta dan Jakarta. Untuk menambah daya tarik, acara juga dimeriahkan dengan pertunjukan live music. Ia menambahkan, antusiasme pengunjung cukup tinggi, terutama saat akhir pekan.
Sementara itu, salah seorang pengunjung, Ira Chaerunisa menyampaikan kesannya setelah mengunjungi Bakar Lidah Fest. Ia mengaku tertarik datang karena desain banner yang didominasi warna merah dan oranye serta dilengkapi elemen api dan cabai yang mencuri perhatian.
Selain itu, informasi acara yang ramai diperbincangkan di media sosial ditambah dengan banyaknya tenant dan pengunjung membuatnya penasaran untuk mencoba berbagai makanan yang ditawarkan. Ia menambahkan, jika acara ini diadakan kembali, ia tertarik untuk datang lagi.
“Kesan pertamaku langsung wah karena desain banner-nya dominan warna merah dan oranye, ramai pengunjung, dan banyak ornamen cabai serta api yang identik dengan pedas. Acaranya juga ramai di media sosial. Kalau tahun depan diadakan lagi, aku pasti mau datang lagi karena yakin bakal lebih seru,” ujarnya.
Ia juga berharap Bakar Lidah Fest dapat menambahkan lebih banyak menu yang relevan dengan tema pedas. Menurutnya, akan menarik jika ada satu atau dua tenant yang menyajikan live cooking sehingga pengunjung bisa merasakan pengalaman langsung, bukan hanya menunggu makanan datang tetapi juga melihat proses memasaknya secara langsung.
“Untuk ke depannya, mungkin bisa ditambah menu-menu yang lebih relevan dengan tema pedas, akan lebih menarik juga kalau ada satu atau dua tenant yang menyajikan live cooking. Meskipun semua disini memang memasak langsung, tapi akan lebih seru kalau pengunjung bisa merasakan experiencenya. Jadi, tidak hanya menunggu makanan datang tapi juga melihat proses memasaknya secara langsung,” pungkasnya.















