Sat, 1 November 2025

Peresmian Ruang Baca Kembali Ditunda

Reporter: Desianti Yus Rusana | Redaktur: Maulida Madini | Dibaca 525 kali

Mon, 24 October 2016
Ruang Baca Tribun yang sudah hampir selesai dikerjakan dan akan segera diresmikan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung, Minggu (23/10/2016). (Jurnalpos/Desianti Yus Rusana).
Ruang Baca Tribun yang sudah hampir selesai dikerjakan dan akan segera diresmikan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung, Minggu (23/10/2016). (Jurnalpos/Desianti Yus Rusana).

Jurnalposmedia.com – Pitoyo selaku Pimpinan Perusahaan di Tribun Jabar dan juga sebagai PenanggungJawab atas pemberian Ruang Baca menanggapi perihal penundaan Launching Ruang Baca Tribun di Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Minggu (23/10/2016).

Pitoyo membenarkan tanggapan dari Wadek I, Enjang AS yang mengatakan bahwa penundaan Ruang Baca Tribun disebabkan oleh beberapa pekerja dari vendor yang kurang memuaskan. Ia juga mengatakan bahwasekarang ini pihak tribun tinggal menunggu persetujuan dari Dekan FDK untuk tanggal launchingnya.Semuanya sudah siap, tinggal menunggu pak Dekan siapnya kapan. Kita disini juga kan baru dapattempat,jelas Pitoyo saat ditemui oleh Jurnalpos.

Ia menambahkan bahwa perkiraan Ruang Baca akan launching pada tanggal 24 oktober. “Tetapi melihatkeadaannya undangan saja belum disebar, sepertinya akan ada penundaan lagi,” tambahnya.

Karena kemunduran peresmian ruang baca dan tidak adanya informasi terhadap mahasiswa, banyakmahasiswa yang tidak mengetahui tentang keberadaan Ruang Baca di Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

Seperti pendapat dari salah satu mahasiswa semester 5 Jurusan Ilmu Komunikasi Jurnalistik, Andre Destian yang menyayangkan kurangnya sosialisasi dan juga penundaan peresmian ruang baca. Kurangsosialisasi soalnya, terus kita mikirnya itu apaan sih pajangan atau apa nyempitin doang” ujarnya, Jum’at (21/10).

Bagikan :

Rekomendasi

Menilik Indikator Penilaian Skor Ujian serta Masa Aktif Sertifikat Kursus TOEFA dan TOEFL JURNALPOSMEDIA.COM – Sejalan dengan kegiatan persiapan ujian Test of English for Academics (TOEFA) dan Test of English Foreign Language (TOEFL) yang di adakan oleh Language Center (LC) UIN Bandung, terdapat beberapa indikator penilaian skor ujian serta masa aktif sertifikat kursus bagi mahasiswa. Ketua LC UIN Bandung Abdul Kodir turut menjelaskan, berkenaan dengan skor nilai, setiap tahunnya akan ada beberapa perubahan kebijakan. Hal ini dipicu karena adanya cetakan baru buku Pedoman Akademik di setiap tahunnya. “Jadi kita hanya memberikan keterangan bahwa anda skornya sekian. Nanti umpan-umpannya skornya berlaku atau tidak atau misalkan kurang, maka ya, harus ujian lagi dan kalau mau ujian lagi anda gausah dari ulang harus kursus lagi,” ungkapnya kepada Jurnalposmedia, Rabu (27/7/2022). Skor dan Keuntungan yang Didapat Abdul Kodir kembali menjelaskan, mengenai minimal skor yang diraih oleh setiap mahasiswa itu berbeda-beda, hal ini bergantung pada kebijakan Fakultas dan Program Studi Prodi nya masing-masing. Sementara indikator dan standar penilaiannya dinilai dari listening, reading, dan vocabulary. “Untuk vocabulary nya kita itu ingin mahasiswa UIN itu paham dan mengenal vocab-vocab dengan istilah yang dekat dengan keislaman jadi nanti ada kaya English for islamic student jadi nanti ada vocab yang nanti dekat dengan kajian-kajian keislaman,” ungkapnya. Beralih dari tes tersebut, Abdul kembali menuturkan, para mahasiswa yang mengikuti tes dan kursus keterampilan berbahasa nantinya akan mendapatkan keuntungan berupa sertifikat kursus. “Masa aktif sertifikat tes TOEFL dan TOEFA ini hanya dua tahun, jika sudah lebih dari dua tahun maka harus tes lagi agar mendapatkan skor TOEFL yang terbaru dan sertifikatnya aktif. Sedangkan sertifikat kursus keterampilan berbahasa bisa aktif seumur hidup,” jelasnya. Tanggapan Mahasiswa Terkait Tes TOEFL dan TOEFA Kursus bahasa yang berujung dengan ujian TOAFL dan TOEFA, sebagai syarat kelulusan ini banyak mendapatkan apresiasi dari mahasiswa yang semangat untuk mengikuti kursus tersebut. Mahasiswi jurusan Ilmu Al-Qur’an Tafsir (IAT), Destiana Rosyidah sangat mengapresiasi kegiatan ini. Desti juga tidak sungkan mengeluarkan kritik dan sarannya untuk program ini. “Hanya saja sertifikat yang nantinya keluar setelah ujian itu hanya bisa di pakai di kampus saja, tidak bisa di pakai untuk kepentingan di luar kampus, semisal untuk melamar beasiswa atau pekerjaan yang membutuhkan sertifikat serupa,” ungkapnya. Ia juga berharap agar dosen pembimbing kursus mulai memperhatikan kegiatan belajar mengajar (KBM) mahasiswa nya agar mendapatkan hasil maksimal dalam ujiannya. Karena masih banyak dosen pembimbing yang kurang memperhatikan KBM kursusnya. “Tidak semua dosen pembimbing kursus peduli pada mahasiswa kursusnya. Yah
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments