Tue, 30 September 2025

5 Agustus 2025, Bumi Berputar Lebih Cepat Apakah Ada Alasan dan Apa Dampaknya?

Reporter: Muhammad Tommy Lou/Kontributor | Redaktur: Putri Maharani Kristiana | Dibaca 1102 kali

Tue, 5 August 2025
(Sumber Foto : cnnindonesia.com)

JURNALPOSMEDIA.COM – Sebuah fenomena luar biasa kembali mencatatkan sejarah dalam dunia sains. Pada tanggal 5 Agustus 2025, Bumi dilaporkan menyelesaikan rotasi harian 1,25 milidetik lebih cepat dari standar waktu 24 jam. Meski selisihnya sangat kecil dan tidak terasa dalam kehidupan sehari-hari, para ilmuwan menyebut peristiwa ini sebagai salah satu bukti bahwa rotasi bumi bukanlah sesuatu yang tetap dan stabil.

Fenomena ini menjadikan 5 Agustus sebagai salah satu hari terpendek dalam catatan modern, menyusul dua hari sebelumnya yang juga mengalami percepatan serupa, yakni 9 Juli dan 22 Juli 2025. Ketiganya tercatat dalam laporan Length of Day (LOD) yang dirilis oleh lembaga pengamat waktu dan rotasi planet seperti Timeanddate.com, International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS) dan National Aeronautics and Space Administration (NASA).

Mengapa Bumi Bisa Berputar Lebih Cepat?

Bumi memang tidak berputar secara konstan. Dalam situasi tertentu, kecepatannya bisa sedikit lebih cepat atau lebih lambat. Para ahli mengidentifikasi sejumlah faktor alami yang dapat memengaruhi durasi rotasi ini:

  1. Tarikan Gravitasi Bulan, yang memengaruhi pasang surut laut dan memperlambat atau mempercepat rotasi secara periodik.
  2. Perubahan Tekanan Udara dan Arus Atmosfer, terutama saat terjadi perbedaan musim ekstrem seperti El Niño.
  3. Pergerakan Inti Cair Bumi, yang mengubah momentum sudut rotasi dari dalam planet.
  4. Pencairan Es di Kutub, yang menyebabkan redistribusi massa ke arah khatulistiwa dan mempercepat rotasi, mirip efek seorang penari yang menarik tangannya saat berputar.

“Rotasi Bumi dipengaruhi oleh begitu banyak variabel yang kompleks, dari pergerakan atmosfer hingga dinamika inti logam cair ribuan kilometer di bawah permukaan,” jelas Dr. Duncan Agnew, ahli geofisika dari Scripps Institution of Oceanography, seperti dikutip dari Scientific American.

Dampak Teknologi : Milidetik yang Mengganggu Sistem Global

Meskipun percepatan sebesar 1,25 milidetik terdengar sepele, dampaknya dapat signifikan bagi sistem yang bergantung pada presisi waktu tinggi, seperti:

  1. Jaringan GPS yang digunakan dalam transportasi, militer, hingga ponsel.
  2. Transaksi Keuangan Internasional, yang mensyaratkan sinkronisasi waktu absolut.
  3. Sistem Komunikasi Satelit dan Jaringan Internet Global.

Ketika rotasi Bumi lebih cepat dari perhitungan waktu universal atau Coordinated Universal Time (UTC), hal ini dapat menimbulkan ketidaksesuaian antara waktu astronomis dan waktu sipil, sehingga perlu disesuaikan.

Para ilmuwan kini mulai mempertimbangkan penerapan Negative Leap Second, yaitu mengurangi satu detik dari sistem waktu resmi untuk menyesuaikan dengan rotasi Bumi yang lebih cepat. Ini adalah kebalikan dari Leap Second Positive yang selama ini digunakan ketika Bumi melambat.

Dulu 19 Jam, Sekarang 24 Jam

Secara historis, panjang hari di Bumi mengalami perubahan yang sangat lambat namun konsisten. Sekitar 1,4 miliar tahun lalu, satu hari di Bumi hanya berlangsung sekitar 19 jam. Perlambatan ini disebabkan oleh interaksi pasang surut antara Bumi dan Bulan, yang secara bertahap memperlambat rotasi Bumi.

Dengan kata lain, fenomena hari yang lebih pendek ini bukan berarti hal yang belum pernah terjadi sebelumnya, melainkan bagian dari siklus alami planet kita. Namun yang membuatnya menarik adalah bahwa dalam dekade terakhir, bumi justru menunjukkan kecenderungan mempercepat rotasinya, sesuatu yang bertentangan dengan tren perlambatan selama miliaran tahun.

Apa Artinya Bagi Kita?

Bagi kebanyakan orang, perubahan rotasi Bumi dalam milidetik tidak akan terasa. Namun bagi para ilmuwan, ini adalah pertanda penting bahwa planet kita terus berubah dan kita harus memahami perubahan tersebut secara mendalam, baik untuk ilmu pengetahuan maupun keberlangsungan teknologi.

Fenomena seperti ini juga menjadi pengingat bahwa waktu bukanlah sesuatu yang mutlak, dan bahkan “24 jam” yang kita anggap pasti pun bisa berubah sedikit demi sedikit, namun berdampak besar dalam jangka panjang.

Bagikan :
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments