JURNALPOSMEDIA.COM – Sejumlah orang di dunia belakangan ini dibingungkan dengan dugaan Bill Gates pendiri Microsoft yang dituduh berada dibalik merebaknya virus corona. Sebuah pertanyaan muncul mengapa orang bisa percaya dengan teori konspirasi biarpun tidak ada bukti sama sekali. Maka dari itu mari kita simak penjelasan menganai seperti apa teori konspirasi bisa menggemparkan dunia.
Apa itu teori konspirasi?
Teori konspirasi atau teori persekongkolan merupakan teori yang berusaha menjelaskan fenomena dengan jawaban yang sangat menggemparkan. Bahkan hingga ranah elite dunia. Teori tersebut juga memiliki ciri-ciri yang dapat dilihat seperti, pandangannya abu-abu yakni tidak memandang dunia secara kompleks. Informasi dibuat seolah membingungkan tetapi ternyata simple.
Ciri dari teori persekongkolan berikutnya yaitu membahas seputar persekongkolan beberapa orang yang memiliki pengaruh terhadap dunia. Seperti contoh, kita sering mendengar setiap masalah yang ada didunia selalu dikaitkan dengan China dan Amerika Serikat. Kemudian ciri terakhir teori ini memilki sifat apokaliptik, atau sesuatu yang tersembunyi dan sudah terungkap saat ini, misalnya saja ada suatu kejadian alam yang luar biasa orang langsung berpikir kiamat.
Jika diperhatikan ciri-ciri tersebut merupakan hal yang tidak masuk akal namun banyak juga orang yang percaya dengan teori tersebut. Teori ini biasanya dilakukan oleh orang yang gemar mengutak-atik informasi dan dikaitkan dengan suatu kepercayaan tidak masuk akal namun ternyata dapat disandingkan. Maka secara perlahan teori tersebut dianggap benar dan masuk akal. Mereka akan melakukan bias konfirmasi untuk mendukung pendapat tersebut dengan kepercayaan yang mereka punya.
Efek apa yang ditimbulkan dari teori konspirasi?
Teori konspirasi ini memberikan kita suatu pengetahuan yang berbeda tentang suatu hal. Namun ternyata teori tersebut memberikan efek yang cukup signifikan. Ada yang sifatnya tidak terlalu merugikan seperti kehidupan kembali artis Michele Jakson hal tersebut sangat tidak mungkin dan bersifat ngawur. Kemudian ada juga yang sifatnya merugikan seperti yang saat ini beredar yakni teori konspirasi corona.
Dosen komunikasi Universitas Gajah Mada sekaligus peneliti media, Wisnu Prasetyo Utomo mengungkapkan jika teori konspirasi bisa mengancam upaya penanganan Covid-19. “ketidakpercayaan muncul dimana-mana, masalahnya teori ini tidak hanya dipercayai, tapi bisa menimbulkan efek merugikan orang lain,dalam hal ini orang yang berjuang melawan Covid-19,” ungkapnya, dikutip dari ayosemarang.com.
Lebih lanjut ia memberikan contoh mengapa teori ini berbahaya, belakangan drummer Superman is Dead (SID) Ary Astina alias JRX begitu gencar mengemukakan teori konspirasi yang dia buat. Bahkan, beberapa kali ia menantang disuntikan virus corona untuk membuktikan bahwa virus tersebut tidak bahaya. Hal yang lebih tidak masuk akal yakni teknologi 5G disebut mentransmisikan virus corona, hingga pembakaran menara ponsel yang menyebabkan kerusakan koneksi ke rumah sakit Nightingale Birmingham.
Para ilmuwan juga bersikeras menyangkal pendapat yang diungkapkan Jerinx yang menyebut bahwa virus corona adalah permainan elite global. Salah satu elite global itu yakni Bill Gates pendiri Microsoft, ia memandang film ‘pandemic’ menunjukan bahwa Covid-19 merupakan sebuah konspirasi yang dilakukan elite global lainnya. Jika dilihat secara seksama teori konspirasi ini serupa dengan pendapat Dr.Judy Miktovis orang yang pertama menyuarakan Covid-19 bagian dari konspirasi orang berkuasa didunia.
Bagaimana cara supaya tidak terpengaruh teori konspirasi?
Sebuah penelitian yang dipublikasikan jurnal Proceedings of the national academy of sciences menunjukan bahwa cara yang paling buruk untuk menyangkal teori konspirasi tersebut adalah mengkritiknya. Atau mencemooh hal tersebut, namun ternyata hal tersebut hanya membuat posisi mereka defensif tanpa merubah pemikirannya. Hal yang tepat adalah dengan mendiskusikannya, konsekuensi dari yang mereka anggap benar tanpa menghakimi.
Mematahkan pendapat tersebut lebih awal dan didukung fakta juga bisa membuat perbedaan untuk mengubah pikiran orang yang memeprcayai teori tersebut. Namun pemikiran manusia merupakan ranah yang bebas dan sering tidak rasional. Sehingga seseorang akan percaya pada apa yang sejak awal dia percayai.