JURNALPOSMEDIA.COM – Puluhan peserta dari berbagai kampus dan komunitas seni menggelar aksi solidaritas bertajuk “Bandung Protest Emergency: March for Palestine” di kawasan Monumen Dasasila hingga Palestina Walk, Selasa (7/10/2025). Aksi ini menjadi bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina yang masih menghadapi genosida selama dua tahun terakhir.
Beragam ekspresi seni ditampilkan di sepanjang rute aksi, mulai dari pantomim, pembacaan puisi, musik, hingga instalasi visual. Seniman pantomim sekaligus peraga aksi, Wanggi Hoed, menyampaikan bahwa karya seni yang dipertunjukkan berisi pesan kemanusiaan dan perlawanan terhadap kolonialisme Israel.
“Seni bisa menjadi pompa kebudayaan dan menjaga ingatan publik tentang Palestina. Di Bandung, kota perjuangan dan tanah Konferensi Asia Afrika, seni menjadi senjata solidaritas,” ujar Wanggi saat ditemui Jurnalposmedia, Selasa (7/10/2025) di lokasi aksi.
Wanggi menjelaskan, bahwa karya yang ia tampilkan menggambarkan penderitaan panjang rakyat Palestina selama puluhan tahun penjajahan. Ia menilai seni tidak hanya menjadi pertunjukan, tetapi juga perlawanan budaya terhadap penindasan.
“Kami terus melatih diri dan menyiapkan karya dalam keseharian. Proses kreatif ini melatih mental, memperkuat iman kemanusiaan, dan menjadi cara kami turun ke jalan tanpa kekerasan,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa setiap aksi seni di ruang publik menjadi ruang pengingat agar isu kemanusiaan tidak dilupakan.
“Dampaknya mungkin belum terasa hari ini, tapi banyak wajah baru yang ikut aksi. Itu tanda bahwa kesadaran mulai tumbuh,” lanjutnya.
Aksi tersebut diikuti berbagai elemen masyarakat, termasuk mahasiswa, pegiat seni, hingga warga yang melintas di sekitar kawasan Asia Afrika. Salah satunya, Levi Arif Kurniawan, mengaku awalnya hanya lewat dan tertarik untuk bergabung setelah mengetahui tujuan aksi.
“Rasanya terharu banget lihat banyak orang bersatu buat Palestina. Ini bukan cuma soal agama, tapi kemanusiaan. Kalau kita diam, sama aja kita membiarkan penjajahan terus terjadi,” ungkapnya.
Levi juga menilai, sikap Indonesia seharusnya tetap teguh menolak normalisasi hubungan dengan Israel. Ia menegaskan, dukungan terhadap kemerdekaan Palestina sejalan dengan amanat UUD 1945 bahwa segala bentuk penjajahan harus dihapuskan.