JURNALPOSMEDIA.COM – Apa yang terlintas saat mendengar kata “Panjat Pinang”? Sebagian atau mayoritas masyarakat kita mungkin akan menjawab lomba beregu yang diadakan saat momen Agustusan. Anggapan itu memang tidak salah.
Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa menantikan lomba yang satu ini. Walaupun begitu, ternyata banyak fakta yang tersimpan di balik lomba satu ini. Berikut sederet fakta masa lalu Panjat Pinang, primadona perlombaan dalam perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.
1. Sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda
Kegiatan lomba panjat pinang ini sudah ada sejak zaman pendudukan Belanda di tanah air. Meskipun merupakan peninggalan Belanda, masih banyak masyarakat yang melestarikannya lomba satu ini.
2. Dikenal sebagai “de Klimmast”
Kata ‘Klim’ berarti panjat dan kata ‘Mast’ berarti tiang. Meskipun diartikan panjat tiang, pada pelaksanaannya media yang digunakan bermacam-macam. Jauh sebelum bambu digunakan, media yang digunakan dalam lomba ini adalah pinang. Namun karena harga dan keringkasannya, akhirnya masyarakat menggunakan bambu.
3. Hadiah yang diperebutkan
Pada masa penjajahan, hadiah yang digantung di puncak panjat pinang adalah makanan, gula, pakaian, dan tepung. Saat masa itu, barang tersebut dianggap mewah oleh rakyat Indonesia. Dikarenakan pada masa penjajahan, rakyat Indonesia kekurangan bahan pokok termasuk makanan.
4. Diadakan untuk merayakan ulang tahun Ratu Wilhemia
Jika sekarang diadakan setiap tanggal 17 Agustus, ternyata dahulu lomba ini diadakan pada tanggal 31 Agustus atau bertepatan dengan ulang tahun Ratu Belanda.
Orang-orang Belanda akan mengadakan berbagai macam perlombaan, salah satunya panjat pinang. Namun pada praktiknya, tidak hanya diadakan tanggal 31 Agustus saja. Melainkan, diadakan juga pada hari-hari besar atau bahkan pada saat pesta pernikahan.
5. Hiburan bagi orang Belanda
Ya, sebagai hiburan. Sementara orang-orang pribumi besusah payah memperebutkan hadiah di puncak pinang, para penjajah Belanda akan menonton bahkan tak jarang mereka tertawa melihat pribumi yang kesusahan mencapai puncak.
Terlepas dari fakta bahwa panjat pinang adalah peninggalan masa penjajahan Belanda, tak bisa dipungkiri bahwa panjat pinang juga meninggalkan banyak nilai positif. Seperti halnya gotong royong, semangat menggapai tujuan, pantang menyerah, dan banyak lagi.