JURNALPOSMEDIA.COM – Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi (Dema FDK) gelar penutupan Fidkom Fest 5.0 di Gedung Anwar Musaddad, Jumat (17/5/2024). Resmi berakhir, apresiasi serta kritik disampaikan oleh beberapa perwakilan jurusan.
Fidkom Fest 5.0 merupakan ajang kompetisi yang dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya dengan tujuan menyalurkan minat dan bakat yang dimiliki mahasiswa/i serta sebagai ajang memperkenalkan jurusan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
Ketua Pelaksana Fidkom Fest 5.0, Bonggo Pribadi, menuturkan kendala terbesar selama acara ini berlangsung.
“Untuk kendala ada beberapa contohnya di kepanitiaan itu sendiri karena berbeda-beda (jurusan) jadi sulit untuk menyatukan waktunya, sedikit ngaret dan juga ada beberapa masalah lainnya tapi berjalan lancar,” tuturnya, Jumat (17/5/2024).
Berakhirnya acara rutinan Dema-FDK ini diwarnai dengan berbagai tanggapan yang hadir dari masing-masing jurusan. Jurnalposmedia berhasil mewawancarai dua Presiden Mahasiswa (Presma) dengan pandangannya sendiri.
Presma Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) mengatakan partisipasi peserta sangat memengaruhi keberhasilan acara ini.
“Kembali lagi ke penilaian saya karena salah satu tolak ukur penilaian itu ada di sebanyak apa partisipasi yang diberikan oleh si penyelenggara dari penonton atau audience, tentunya Fidkom Fest 5.0 tahun ini sangat banyak sekali hal-hal positifnya,” katanya, Sabtu (18/5/2024).
Namun, di balik kesuksesannya, pandangan lain datang dari Presma Jurnalistik, Raihan Dwi Aziel Aziz yangmenyampaikan beberapa saran dan harapannya untuk Fidkom Fest.
“Harapan saya ke depannya lebih memperhatikan hal-hal teknis yang akan dibawa ke technical meeting dan apa yang akan ditetapkan dari kebijakan panitia sendiri, jadi adapun beberapa protes yang kami lakukan kemarin semoga kedepannya menjadi evaluasi dan catatan untuk Fidkom Fest selanjutnya,” ungkap Raihan, Jumat (17/5/2024).
Raihan juga menanggapi perihal nominal biaya yang dikeluarkan per jurusan dua kali lebih besar dari tahun sebelumnya. Hal tersebut turut diharapkan dapat menjadi catatan yang cukup besar untuk panitia agar mampu memberi hal yang sesuai dengan biaya.
“Mungkin sebagai catatan yang cukup besar dari tiap panitia karena melihat anggaran yang kita keluarkan dua kali lebih besar dari tahun sebelumnya. Untuk ke depannya bukan harus lebih kecil nominalnya, tapi apa yang kita berikan harus lebih sesuai dengan apa yang kita bayar untuk mengikuti kegiatan lomba ini,” tanggapnya.