Mon, 19 May 2025

Rumah Maggot, Pahlawan Lingkungan Atasi Krisis Sampah Kota Bandung

Reporter: Dini Oktaviani Rahayu | Redaktur: Silmy Kaffah Mardhotillah | Dibaca 1683 kali

Fri, 13 December 2024
(Sumber foto: Dini Oktaviani Rahayu/Jurnalposmedia)

JURNALPOSMEDIA.COM – Darurat sampah di Bandung membuat pemerintah Kota Bandung berbenah. Lahan yang berkurang membuat Pemkot Bandung berupaya mengurangi sampah dengan program rumah maggot.

Kebakaran di tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti membuat aktivitas pengangkutan sampah di Kota Bandung lumpuh. Karena itu, Pemerintah Kota Bandung berupaya mengurangi sampah dengan cara mengeluarkan kebijakan yaitu setiap kelurahan mampu mengolah sampah secara mandiri agar tidak dibuang ke Sarimukti, dengan cara setiap kelurahan diharapkan mampu membuat rumah maggot.

Program rumah maggot yang digalakkan pemerintah terbukti efektif mengurangi volume sampah organik yang berakhir di TPA. Karena sampah dari rumah-rumah warga tersebut di pisahkan dan yang dibuang ke TPA Sarimukti hanya plastik atau residu yang tidak terpakai.

Koordinator pengolahan sampah organik di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Cicendo, Bandung, Indra Muhhamad Sidik, menjelaskan jumlah dan sampah organik apa saja yang dibutuhkan maggot.

Secara teori 1 kg maggot bisa menghabiskan 3 kg sampah organik, namun pada realita di lapangan tidak seperti itu, paling 1 kg maggot hanya menghabiskan 1 kg sampah organik. sebenarnya semua sampah organik bisa masuk tapi yang lebih bagus sampah sisa makanan , jelasnya saat diwawancarai Jurnalposmedia, Jumat (6/12/2024).

Indra Muhhamad Sidik juga mengungkapkan tujuan awal mengelola rumah maggot.

Kita mengumpulkan sebanyak mungkin sampah organik supaya pengurangan sampah organik yang masuk ke tempat pembuangan sampah (TPS) berkurang, dan kita membuat ekosistem yang baru dari maggot. Bisa ke kompos, pakan dan bisa jadi substansi untuk memperbaiki lingkungan di wilayah saja, ungkapnya.

Ia juga menambahkan alasannya mengapa rumah maggot ini tidak fokus ke penjualan.

Sebetulnya subtansi kita yaitu mengolah sampah, dan budidaya itu sebagai bonus. Kita fokusnya bukan untuk menjual tapi terintegrasi ‘Buruan Sae’, program dari pemerintah kota lewat dinas ketahanan pangan seperti berkebun, peternakan dan perikanan, tambahnya.

Di balik manfaat yang dihasilkan dari budidaya maggot ini tentu saja ada hambatan yang dihadapi, terutama dari kesadaran warga yang belum sadar akan kebersihan. Selain itu, bahkan banyak respon negatif warga mengenai pencemaran udara yang dihasilkan dari bau sampah organik rumah maggot yang di sebabkan karena kurangnya lahan.

Indra Muhhamad Sidik, mengungkapkan permasalahan yang sempat dihadapi dari pengelolaan rumah maggot.

Sebetulnya sempat ada polemik karena lahan yang berdekatan dengan rumah-rumah warga sehingga bau dari sampah organik ini mengganggu,. Sekarang kita mulai kurangi dan batasi, seperti dari sekolah kita batasi karena sempat overload, yang menjadikan lebih banyak sampah organik dibanding maggotnya,” tukasnya.

Pengelola maggot Kelurahan Pamoyanan, Muslim mengungkapkan harapannya mengenai program maggot ini supaya kedepannya menjadi kebiasaan baru.

Program maggot ini semoga bisa di sosialisasikan apalagi ke generasi penerus. Agar kedepannya ada kebiasaan baru dan tidak ada masalah lagi mengenai sampah, ungkapnya.

Bagikan :
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments