JURNALPOSMEDIA.COM – Euforia kelulusan tahun ini rasanya akan berbeda dari biasanya. Pandemi Covid-19 memaksa semua orang harus memundurkan hingga membatalkan agenda yang telah jauh hari dipersiapkan. Tidak terkecuali para wisudawan lulusan tahun 2020. Mereka pun mengalami nasib serupa, sama-sama harus menelan kenyataan bahwa salah satu momen penting yaitu gelaran wisuda tidak dilaksanakan seperti biasa.
Ibrahim Lakoni, Mahasiswa Jurnalistik UIN Bandung angkatan 2016 ini menyayangkan jika wisuda harus dilaksanakan secara virtual. Meski belum ada keputusan resmi dari kampus, namun dirinya tidak menutupi rasa kekecewaannya jika gelaran wisuda tidak dilaksanakan langsung tatap muka. Ia bertutur bahwa tradisi kelulusan akan banyak yang hilang.
“Banyak sekali (tradisi yang akan hilang) semisal perayaan foto bersama sahabat maupun dosen,” sebut Ibrahim pada Jurnalposmedia, Rabu (1/7/2020).
Menjamurnya penjual bunga, hingga macetnya lalu lintas kampus saat wisuda yang tidak akan muncul di kelulusan tahun ini pun menjadi deretan momen yang disebutkan Ibrahim.
Sama halnya dengan Ibrahim, Sekar Auralia Solihin, lulusan SMA Negeri 1 Pandeglang itu juga mengatakan kekesalannya karena kelulusannya tidak dilaksanakan secara langsung maupun virtual padahal persiapan sudah ia lakukan. Meski begitu, dirinya tetap mengambil sisi positif dari kejadian ini yaitu adanya penghematan biaya untuk gelaran wisuda maupun peminimalisiran penyebaran Covid-19.
“Terakhir, kita jadi tau makna pentingnya pertemuan dan kebersamaan dengan teman-teman yang sekarang hanya bisa dinikmati melalui handphone saja,” jelasnya
Begitupun yang dialami lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) lainnya, Asni, wajahnya kembali muram ketika mengingat momen kelulusannya. Momen yang paling ditunggu-tunggu dan rencana yang telah dipersiapkan harus kandas karena pandemi. Ia mengaku kebingungan karena perasaan kesal dan senang bercampur aduk.
“Seneng, kesel, bingung juga. Senengnya gak ada ujian, sedihnya udah beberapa kali belajar.” ungkapnya.
Asni sempat merasakan proses pembelajaran daring. Meski hanya beberapa kali, namun dirinya merasa jika pembelajaran seperti itu benar-benar tidak efektif. Selain itu, gadis yang menginjak usia 17 tahun ini juga harus mengubur dalam-dalam rencana liburan dengan teman-teman sekelasnya.
“Tadinya mau perpisahan di Pangandaran, cuman karena keadaanya kayak gini ya dibatalin,” keluhnya.
Sesekali ia menghela napas, raut mukanya jelas menyiratkan kekecewaan. Ekspetasi kelulusan tak seindah realita, hanya bisa saling ucap secara online kepada teman-temannya. Sesekali tatapannya mengarah ke langit-langit masjid.
Meski ada rasa ingin berjumpa, dia tetap sadar bahwa keadaan tak izinkan semua itu terjadi. Kini, ia hanya bisa berharap semua ini segera berakhir dan rencana yang sempat kandas itu bisa dihidupkan kembali.
Momen kelulusan yang ditiadakan memunculkan ungkapan yang menggelitik di jagat maya, ‘Angkatan Corona’. Istilah yang disematkan untuk lulusan tahun 2020 ini mendapatkan respons beragam, baik setuju maupun yang hanya menganggap sebagai lelucon biasa ditengah gerahnya isu Covid-19 yang masih terus meningkat hingga sekarang.
Bagi mereka, istilah tersebut tidak begitu mengganggu,justru mereka berpikir bahwa sebagai lulusan tahun 2020 seharusnya merasa bangga. Karena telah berjuang untuk meraih kelulusan ditengah pandemi Covid-19. Mereka hanyalah beberapa contoh dari para lulusan di seluruh dunia yang musti merelakan salah satu momen berharganya tidak terwujud.
Kru Liput: Mega Siti Rohimah/Kontributor