JURNALPOSMEDIA.COM – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Klinik Pratama UIN Bandung merupakan fasilitas kampus yang dibangun untuk mewujud misi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Klinik yang diresmikan pada 2019 ini juga membuka layanan kesehatan secara gratis bagi civitas akademika dan masyarakat umum.
“Tidak dipungut biaya karena sudah mendapat anggaran dari pemerintah,” ujar Kepala UPT Klinik Pratama UIN Bandung, Hamzah Turmudi, Jumat (1/7/2022).
Hamzah menceritakan, sebelumnya klinik yang bertempat di Jalan A.H. Nasution Nomor 105, Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung masih berstatus balai pengobatan. Kemudian, klinik hanya memberi pelayanan kesehatan untuk mahasiswa, dosen, dan karyawan kampus.
“Tahun 1989, di sini sudah berdiri balai pengobatan. Lalu, bertahun-tahun meminta izin menjadi klinik, akhirnya di tahun 2019, status balai pengobatan meningkat menjadi Klinik Pratama,” jelasnya.
Fasilitas dan Jam Operasional Klinik Pratama
Sebagai upaya memberikan pelayanan terbaik, kata Hamzah, saat ini Klinik Pratama UIN Bandung sudah memiliki tenaga kesehatan yang kompeten. Kemudian, tersedia juga fasilitas administrasi, ruang pemeriksaan, tempat pengambilan obat, dan layanan untuk gigi.
“Ada dua dokter umum, perawat, bidan, dan apoteker. Namun, untuk dokter gigi masih belum ada. Semuanya berkompeten dan memiliki surat izin tugas yang legal untuk menghindari tindakan malapraktik,” ujarnya.
Bagi mahasiswa yang ingin berobat ke Klinik Pratama UIN Bandung, cukup menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Kemudian untuk masyarakat umum dapat langsung datang tanpa membawa persyaratan apa pun. Jam operasional sendiri, klinik buka setiap hari dari Senin sampai Jumat sesuai jam kantor.
“Sesuai jam kantor, tetapi terkadang menyesuaikan dengan jumlah pasien. Untuk dokternya sendiri menggunakan sistem shift, yaitu dokter satu di hari Senin sampai Rabu dan dokter dua di hari Kamis sampai Jumat,” jelas Hamzah.
Mahasiswa Pendidikan Biologi, Tanaffasa Fajrin mengungkapkan, adanya klinik gratis di lingkungan kampus juga membantu mahasiswa ketika membutuhkan medical check up.
“Kehadirannya fleksibel karena selain pernah berobat, aku juga pernah check up untuk bikin surat sakit. Jadi, kehadirannya membantu mahasiswa untuk mengonsultasikan penyakit yang diderita,” pungkasnya.