JURNALPOSMEDIA.COM- Panitia Ad-Hoc UIN Bandung 2020 menggelar kampanye dialog calon ketua dan wakil Dema-U periode 2020. Kali ini tema yang diusung yaitu “Relevansi kebermanfaatan kinerja kepengurusan Dema-U dengan visi misi kampus dan aspirasi mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung”, Selasa (03/11/2020).
Kampanye dialog yang diadakan secara virtual melalui Zoom dan live streaming Youtube, dihadiri oleh Wakil Rektor III, Ahmad Fathonih, Ketua Dema-U periode 2018-2019, Oki Reval Juanda, serta jajaran Sema-F dan Dema-F. Kampanye dialog ini merupakan rangkaian selanjutnya dari kampanye monolog yang telah dilakukan kedua pasangan calon (Paslon) terdaftar pada 28-30 Oktober 2020.
Pasangan calon ketua dan wakil ketua Dema-U terpilih, Malik Fajar Ramadhan (Hukum Ekonomi Syariah) sebagai calon ketua, dan Yogi Faturohman (Akuntansi Syariah) sebagai wakil memulai kampanye dengan memaparkan visi-misi mereka selama nanti menjabat.
Adapun visi yang dikemukakan tidak jauh dari upaya menampung aspirasi mahasiswa, “(Yaitu) Dema-U sebagai ruang aspirasi, pengembangan potensi, dan dharma bakti mahasiswa, demi mewujudkan UIN Sunan Gunung Djati yang progresif dan Indonesia yang sejahtera,” terang Malik, Selasa (03/11/2020).
Malik meneruskan, lahirnya pengambilan visi ini berangkat dari keresahan para mahasiswa yang memiliki latar belakang beragam, “Maksudnya, bagaimana pandangan personal saya mengenai masukan kawan-kawan. (Maupun) rekan dari kampus, (terkhusus pada) kondisi Ormawa kampus hari ini,” terang Malik melalui sambungan telepon pada Jurnalposmedia.
Sedangkan misi yang disusun memilki beberapa poin. Namun ada satu misi yang disesuaikan dengan kondisi roda kampus yang sebagian besar berjalan secara daring. Yaitu, mengoptimalkan pemanfaatan media digital untuk mendorong produktivitas, pelayanan Adkesma (Advokasi Kesejahteraan dan Pelayanan Mahasiswa). Serta kolaborasi, dan harmonisasi setiap elemen mahasiswa di UIN Bandung.
Yogi Faturohman optimis bahwa Dema-U tetap bisa menjaga stimulus dan stabilitas kepengurusan meski dalam kondisi pandemi, “Seperti sudah tercantum dalam visi-misi. kami akan melakukan pengoptimalan teknologi-teknologi yang ada untuk menunjang program kerja kami,” tuturnya.
Sebagai perwujudan dari poin optimalisasi teknologi tersebut, pasangan calon Dema-U 2020 akan membuat sebuah aplikasi digital. Rencananya, aplikasi ini memuat kebutuhan advokasi pelaporan mahasiswa, media informasi, media hiburan serta media edukasi yang relevan dengan kondisi dan zaman bagi mahasiswa UIN bandung.
Mengetahui bahwa membuat aplikasi tidaklah mudah, Malik menjelaskan bahwa dibutuhkan orang yang kompeten di bidangnya. Serta anggaran dana yang besar, “Alhamdulillah, kalau di UIN Bandung banyak orang-orang hebat yang kompeten. Kemudian, Dema-U itu lembaga intra kampus yang punya anggaran. Kenapa anggarannya enggak kita pakai kontinu, yang bisa dipakai seterusnya. Sekalipun saya nanti lengser, aplikasi itu tetap bisa dipakai,” jelasnya.
Menyoroti Langkah Paslon Menyatukan Seluruh Elemen
Pada sesi tanya jawab, Ketua Dema-U periode 2018-2019, Oki Reval Juanda menanyakan langkah konkret yang akan diambil Paslon Dema-U untuk menyatukan berbagai macam fraksi yang memiliki banyak perbedaan.
Jawaban datang dari calon ketua, Malik, ia menyatakan bahwa untuk menyatukan berbagai macam fraksi, perlu diadakan penyelarasan dan juga penyamaan persepsi terkait keberpihakan mahasiswa. Selain itu, akan diadakan juga konferensi akbar (gathering) secara terbuka untuk semua elemen mahasiswa. Seperti Ormawa, HMJ, UKM, UKK, dan mahasiswa UIN bandung secara keseluruhan.
“Kami (juga) akan menghadirkan ruang-ruang dialog untuk mewadahi keresahan, persepsi, aspirasi dari seluruh mahasiswa. Kami akan menampung semua aspirasi, bukan mewakilkannya. Kami juga akan menampung seluruh elemen mahasiswa, bukan menyelaraskannya,” tegasnya.
Lebih lanjut, paslon Dema-U 2020 akan menyelesaikan berbagai masalah intra kampus dengan mengubah pola-pola lama yang mendasar, seperti:
1. Organisasi intra kampus dibatasi oleh kultur, sehingga menghambat keberlangsungan komunikasi suatu struktur.
2. Terdapat pola Up-Down Approach atau berjalannya organisasi dengan ketua hanya memberikan intruksi perintah saja.
3. HMJ perlu melakukan kaderisasi untuk regenerasi, sehingga mahasiswa tidak akan kehilangan minat untuk berkontribusi.
Malik menyebut paslon Dema-U 2020 akan mendobrak pola-pola lama tersebut. Serta mengganti pola struktur kinerja menjadi Bottom-Up Approach, “ini menjelaskan kinerja organisasi berasal dari kebijakan dan ide program kerja lainnya berasal dari bawah. Yaitu kementerian, dirjen, anggota organisasi, dan mahasiswa secara umum,” ucapnya.
Ia menyebut kondisi Up-Down Approach bisa diganti dengan cara membuka keleluasaan bagi setiap menteri untuk mendistribusikan visi-misi, dan cita-cita kementerian, “Nantinya, mahasiswa diberikan keleluasaan bagaimana mereka mau bergerak. Berdasarkan kebutuhan bersama mahasiswa UIN Bandung”. Karena, sekali lagi, Dema-U itu hadir sebagai presentatif mahasiswa UIN Bandung,” tutupnya.