Wed, 2 April 2025

Hari Hak untuk Tahu: Peran Pers Mahasiswa dalam Menelisik Berita

Reporter: Chusnul Chotimah/Indri Gita P | Redaktur: Putri Restia Ariani | Dibaca 672 kali

Mon, 28 September 2020
pers mahasiswa
Ilustrasi pers mahasiswa. (Abdul Latief/Jurnalposmedia)

JURNALPOSMEDIA.COM – Hari Hak untuk Tahu (Right to Know Day) diperingati setiap 28 September. Adanya peringatan tersebut menjadi harapan agar masyarakat dapat meningkatkan kesadarannya akan hak untuk mengetahui dan bebas mengakses informasi yang tersedia.

Hak untuk mendapat informasi berlaku di setiap lingkup kelompok masyarakat, tak terkecuali bagi mahasiswa sebagai bagian sivitas akademik kampus. Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) pun hadir menyajikan informasi sebagai entitas penerbitan mahasiswa di lingkup perguruan tinggi.

UIN Bandung sendiri memiliki beberapa LPM yang aktif berkontribusi dalam menyebarluaskan informasi terhadap warga kampus. Tak sebatas penyampai informasi, LPM juga dapat menjadi jembatan aspirasi mahasiswa kepada pihak universitas.

Tak hanya itu, LPM memiliki peran yang lebih jauh di samping hanya sebatas menampung suara mahasiswa. Hal itu disampaikan Pemimpin Umum (PU) LPM Suaka UIN Bandung periode 2019/2020, Rizky Syahaqy.

Ia mengatakan bahwa pers mahasiswa (persma) harus tetap berimbang dengan menyandingkan aspirasi yang disampaikan mahasiswa serta klarifikasi dari pihak birokrat sebagai jawabannya. Namun dalam praktiknya, tak jarang ada halangan dan rintangan yang menghadang.

“Sebagai pers mahasiswa tentu saja kita memiliki kendala-kendala tersendiri dalam mengumpulkan informasi di lingkungan kampus. Contohnya, seperti kesulitan menghubungi atau menemui narasumber. Bukan hanya dari birokrasi namun juga dari ketua-ketua organisasi mahasiswa (ormawa),” katanya saat diwawancarai via WhatsApp, Jumat (25/9/2020).

Bahkan kata Rizky, narasumber yang menjawab pertanyaan secara tidak lengkap atau tidak jelas juga menjadi kendala dan mempersulit persma dalam mengumpulkan informasi yang akurat. Senada dengan ungkapan Pemimpin Umum LPM Jurnalposmedia UIN Bandung, Riki Baehaki.

Ia tak memungkiri bahwa upaya pengumpulan informasi di lingkup kampus terkadang terkendala oleh narasumber yang sulit ditemui. Begitupun dengan perizinan wawancara yang memakan waktu cukup lama untuk diterima.

“Pun terkadang narasumber dari pihak birokrasi tidak selalu terbuka dalam menyampaikan informasi yang dibutuhkan reporter. Bahkan reporter sering dilempar-lempar oleh narasumber untuk wawancara pada narasumber lain,” ungkapnya pada Minggu (27/9/2020)

Meskipun proses mendapatkan informasi di lingkup kampus tidak terlepas dari beberapa kendala, namun Riki menuturkan bahwa mencari informasi tersebut merupakan tanggung jawab dan prioritas utama bagi persma.

“Sesuai namanya, pers mahasiswa adalah pers yang bergelut di dunia kampus. Mencari informasi di kampus menjadi tanggung jawab persma untuk dilakukan agar dapat menyebarkan informasi tersebut pada sivitas akademika lainnya,” jelasnya.

Maka, kata Riki, menggali informasi kampus menjadi prioritas utama yang dilakukan LPM sebagai kontrol sosial bagi kampus itu sendiri. Ia pun berharap agar kemampuan mengetahui dan mengakses informasi dapat terbuka seluas-luasnya.

“Kita berhak tahu, sebagaimana diperingati dengan Hari Hak untuk Tahu internasional ini. Tugas persma menggali informasi dengan baik dan berpegang pada kaidah dan etika jurnalistik,” terangnya.

Lebih lanjut, Pemimpin Umum Bandung Oke TV periode 2019/2020, Rio Ramadhan mengatakan betapa pentingnya media kampus. Menurutnya, persma berperan untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi mahasiswa agar tahu peristiwa yang terjadi di kampusnya.

“Jurnalis kampus memegang sisi idealis yang tinggi dan idealis harus terus diperjuangkan. Karena ketika menelusuri sebuah isu mereka akan terus mencari datanya sampai itu ditemukan. Idealis harus terus diperjuangkan agar tidak adanya keberpihakan,” tuturnya.

Tanggapan akan kehadiran LPM di lingkup kampus UIN Bandung juga disampaikan salah satu mahasiswa UIN Bandung, Wildan Noviansyah. Ia mengaku merasa terbantu oleh peran persma dalam memenuhi kebutuhan informasi akan sisi lain dari UIN Bandung.

Menurutnya, persma dapat mengulik lebih dalam suatu informasi yang ada di kampus. Terkait kendala yang sering menerpa, ia berharap agar persma bisa tetap giat dalam mencari narasumber dan melakukan metode pendekatan yang sesuai.

Ia pun berharap pihak birokrasi UIN Bandung dapat bekerja sama dengan pihak LPM agar bisa lebih terbuka dalam menyampaikan informasi.

“Harapannya, semoga pers mahasiswa makin independen. Enggak dipengaruhi orang-orang dan golongan tertentu. Beritanya semakin kredibel, semakin bagus, makin berkualitas,” ungkapnya.

Mahasiswi UIN Bandung, Eliana Nurhafifah Ghofur juga berpendapat bahwa LPM berperan untuk memenuhi hak mengetahui informasi kampus bagi mahasiswa.

“Menurut saya, terbantu dengan adanya media tersebut karena dapat menambah berbagai informasi tentang kampus, tentang keadaan sekitar juga kayak informasi Covid-19 dan lain-lain. Apalagi di masa pandemi seperti ini yang semuanya serba online,” ujarnya, Jumat (25/9/2020).

Menurut Eliana, penyajian berita yang bersifat online maupun tayangan audio visual keduanya sama-sama bagus. Menurutnya, para mahasiswa juga lebih sering menggunakan media Whatsapp, Instagram ataupun Twitter dalam mengakses informasi.

Eliana berharap agar media LPM di UIN Bandung bisa terus berkembang dan dapat memberikan informasi yang lebih beraneka ragam. Semisal menambahkan informasi mengenai perlombaan, web seminar maupun ulasan mengenai prospek karier jurusan.

Bagikan :
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments