Rapuh,
Hati ini begitu rapuh
Menyesal,
Ya ku sungguh menyesal
Rapuh dan sesal saling berbincang
Mengapa hati ini masih terbelenggu
Saat ingin lupakanmu
Apakah kau tahu?
Begitu terkoyaknya raga dan jiwaku
Resah, membingkai di hariku
Gelombang kesedihan begitu getir mencekikku
Cakrawala pun setuju atas penyesalanku
Senja dan badai menertawakanku
Hanya derasnya hujanlah yang sedia menyelimutiku
Semilir angin yang mengalun lembut
Berbisik pertanda aku tak lagi untukmu
Birunya langit pun luruh menjadi kelabu
Seakan tahu betapa sakitnya hatimu
Deburan ombak tak selembut dulu saat bersamamu
Murkanya petir memutar ingatanku kembali padamu
Akan sejuta kenangan yang telah lalu
Mengapa jagat raya begitu seru membelamu?
Ya ku tahu kesalahanku hanya setinggi angkasa dan bukan seluas samudera
Kecerobohanku pun sangat mengakar
Kegelapan begitu bersorak puas
Berkejaran dengan dusta yang kulakukan
Pecah, patah, dan goyah kepercayaanmu padaku
Kepercayaanmu yang kau bangun berwindu-windu
Bintang dan sasmita menjadi saksi kepergianmu
Senja dan aurora menjadi saksi tangismu
Metafora alam semesta semakin membenciku
Andai detak waktu bisa terulang kembali
Andai kau hamparkan milyaran maaf untukku
Akan aku dekap dirimu dengan erat
Akan aku gugurkan semua kesalahanku
Agar aku dapat kembali bersamamu
Sayangnya semua hanya semu bersamamu
Maafkan aku yang telah menanggalkan luka di dadamu
Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Jurnalistik UIN Bandung