Sat, 5 April 2025

Catatan Sendu

Reporter: Kania Sintuwu/ Kontributor | Redaktur: | Dibaca 490 kali

Sun, 24 February 2019
Ilustrasi : Abdul Latief/ Jurnalposmedia

Rapuh,

Hati ini begitu rapuh

Menyesal,

Ya ku sungguh menyesal

Rapuh dan sesal saling berbincang

Mengapa hati ini masih terbelenggu

Saat ingin lupakanmu

Apakah kau tahu?

Begitu terkoyaknya raga dan jiwaku

Resah, membingkai di hariku

Gelombang kesedihan begitu getir mencekikku

Cakrawala pun setuju atas penyesalanku

Senja dan badai menertawakanku

Hanya derasnya hujanlah yang sedia menyelimutiku

 

Semilir angin yang mengalun lembut

Berbisik pertanda aku tak lagi untukmu

Birunya langit pun luruh menjadi kelabu

Seakan tahu betapa sakitnya hatimu

Deburan ombak tak selembut dulu saat bersamamu

Murkanya petir memutar ingatanku kembali padamu

Akan sejuta kenangan yang telah lalu

Mengapa jagat raya begitu seru membelamu?

Ya ku tahu kesalahanku hanya setinggi angkasa dan bukan seluas samudera

 

Kecerobohanku pun sangat mengakar

Kegelapan begitu bersorak puas

Berkejaran dengan dusta yang kulakukan

Pecah, patah, dan goyah kepercayaanmu padaku

Kepercayaanmu yang kau bangun berwindu-windu

Bintang dan sasmita menjadi saksi kepergianmu

Senja dan aurora menjadi saksi tangismu

Metafora alam semesta semakin membenciku

 

Andai detak waktu bisa terulang kembali

Andai kau hamparkan milyaran maaf untukku

Akan aku dekap dirimu dengan erat

Akan aku gugurkan semua kesalahanku

Agar aku dapat kembali bersamamu

Sayangnya semua hanya semu bersamamu

Maafkan aku yang telah menanggalkan luka di dadamu

 

Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Jurnalistik UIN Bandung

Bagikan :
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments