JURNALPOSMEDIA.COM – Aliansi Mahasiswa baru UIN Bandung angkatan 2024 tuntut penggantian jas almamater melalui audiensi yang digelar bersama pihak rektorat, Senin (21/4/2025).
Seperti sebelumnya, permasalahan utama yang disampaikan adalah kualitas jas almamater yang dinilai tidak layak, disertai permintaan transparansi anggaran dan perbaikan sistem distribusi.
Dalam audiensi tersebut, perwakilan mahasiswa dari berbagai fakultas menyampaikan empat poin tuntutan utama yakni penjelasan detail mengenai penyebab penurunan kualitas jas, tindakan konkret yang akan diambil kampus, pernyataan resmi kampus sebagai bentuk komitmen, serta jaminan agar permasalahan ini tidak terulang pada angkatan mendatang.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Rektor III UIN Bandung, Husnul Qodim, menyatakan kendala kualitas jas almamater terjadi karena ketidaksesuaian hasil produksi vendor dengan spesifikasi awal.
“Kami sudah melakukan sampling, tapi di lapangan ternyata hasilnya berbeda,” ujarnya. Pihak kampus juga mengakui perlunya evaluasi dalam proses penunjukan vendor dan akan menjadikan hal ini sebagai bahan perbaikan ke depan.
Ia menegaskan mahasiswa yang menerima jas tidak layak dapat mengajukan penggantian melalui formulir daring.
“Silakan mahasiswa mengisi Google Form dan menyerahkan jas lama untuk ditukar dengan yang baru. Prosesnya akan dilakukan bertahap,” jelasnya. Selain itu, kampus menyampaikan berita acara akan dibuat sebagai bentuk dokumentasi dan kesepakatan resmi.
Salah satu isu yang turut disorot mahasiswa adalah waktu pembagian jas almamater yang dinilai terlalu lambat, yakni setelah kegiatan PBAK. Pihak kampus menjelaskan keterlambatan tersebut terjadi karena jarak waktu yang sempit antara akhir registrasi dan pelaksanaan PBAK.
“Kami belum bisa mengetahui ukuran pasti seluruh mahasiswa dalam waktu yang singkat,” ujar pihak birokrasi.
Sebagian mahasiswa juga meminta dilibatkannya mahasiswa dalam proses kontrol kualitas jas almamater ke depannya. Hal ini diharapkan menjadi langkah preventif agar kualitas produk lebih sesuai dengan harapan.
“Kami meminta ikut serta dalam kontrol kualitas agar permasalahan ini tidak terulang,” ujar perwakilan mahasiswa.
Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas (Dema-U), Hamidudin Nasir, mengatakan Dema akan mengawal proses pergantian tersebut secara aktif. Ia juga menekankan perlunya kontrol dari Dema Fakultas untuk memastikan mahasiswa yang terdampak dapat mengakses mekanisme pengembalian.
“Kami akan terus menjalin komunikasi dengan mahasiswa baru untuk memastikan semua berjalan sesuai,” ucapnya saat diwawancarai Jurnalposmedia pada Senin (21/4/2025).
Aliansi Mahasiswa Baru 2024 turut menyatakan mereka telah menyampaikan seluruh aspirasi yang dihimpun dari sembilan fakultas. Aliansi 24, Alfarghana Aisy, menyebut meski tidak semua ekspektasi tercapai, audiensi ini menjadi langkah awal yang penting.
“Secara mekanisme, sudah cukup jelas. Tapi keberhasilan masih jauh dari ekspektasi awal kami,” katanya.
Audiensi ditutup dengan kesepakatan untuk membuat berita acara dan tindak lanjut berupa mekanisme pergantian jas. Mahasiswa meminta agar pihak kampus menjamin pelaksanaan solusi yang telah disepakati dalam waktu yang jelas. Jika tidak, beberapa pihak menyatakan akan mempertimbangkan audiensi lanjutan.