Fri, 20 December 2024

Ancaman Tersembunyi di Balik Kehidupan Sosial Media

Reporter: Nadia Tri Hapsari/Kontributor | Redaktur: Silmy Kaffah Mardhotillah | Dibaca 55 kali

24 jam yang lalu
(Sumber: RRI.co.id)

JURNALPOSMEDIA.COM – Fenomena Fear of Missing Out atau FOMO semakin mengakar dalam masyarakat Indonesia, terutama generasi muda. Dorongan untuk selalu terhubung dan tidak ingin ketinggalan informasi atau momen-momen seru telah menciptakan lingkaran setan yang sulit dilepaskan. Sayangnya, kecanduan media sosial ini justru berdampak buruk bagi kesehatan mental dan kesejahteraan individu.

Salah satu faktor utama yang mendorong maraknya FOMO adalah persaingan sosial yang begitu intensif di dunia maya. Platform media sosial menyajikan kehidupan orang lain yang seolah sempurna, dengan filter dan editan yang membuat semuanya tampak lebih menarik. Perbandingan yang tidak seimbang ini memicu perasaan iri, tidak puas, dan akhirnya memunculkan FOMO. Padahal, setiap individu memiliki perjalanan hidup yang unik dan tidak perlu dibandingkan satu sama lain.

FOMO tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada masyarakat secara keseluruhan. Beberapa dampak negatif yang muncul akibat FOMO antara lain:

Kesehatan Mental Terganggu: Tingkat kecemasan, depresi, dan gangguan tidur meningkat akibat terlalu fokus pada kehidupan orang lain di media sosial.
Produktivitas Menurun: Kecanduan media sosial mengganggu konsentrasi dan fokus, sehingga produktivitas menjadi menurun.
Hubungan Sosial Terganggu: Interaksi sosial yang sebenarnya lebih diutamakan daripada interaksi virtual di media sosial.
Konsumerisme Meningkat: Dorongan untuk memiliki barang-barang yang sama dengan orang lain di media sosial memicu perilaku konsumtif.

Perkembangan teknologi dan algoritma media sosial turut memperparah situasi. Notifikasi yang dirancang untuk membuat pengguna terus terlibat, konten yang dipersonalisasi berdasarkan minat pengguna, serta fitur-fitur baru yang menarik membuat pengguna sulit untuk lepas dari genggaman gadget. Algoritma yang mementingkan engagement juga mendorong pengguna untuk menciptakan konten yang semakin menarik perhatian, sehingga persaingan untuk mendapatkan like dan komentar semakin sengit.

Untuk mengatasi FOMO dan membangun keseimbangan digital, beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

Meningkatkan Kesadaran Diri: Sadari bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada jumlah like atau follower, melainkan pada pengalaman hidup yang bermakna dan hubungan yang berkualitas.
Membatasi Penggunaan Media Sosial: Tetapkan waktu khusus untuk menggunakan media sosial dan hindari membawa gadget saat sedang berinteraksi dengan orang lain.
Membangun Minat dan Hobi Lain: Alihkan perhatian dari media sosial dengan melakukan aktivitas yang bermanfaat, seperti membaca, berolahraga, atau mengikuti komunitas yang sesuai dengan minat.
Mencari Dukungan Sosial: Berbagi perasaan dan pengalaman dengan orang-orang terdekat dapat membantu mengatasi perasaan kesepian dan tidak berharga.
Memilih Konten yang Positif: Ikuti akun-akun yang menginspirasi dan menyebarkan pesan positif.
Mengedukasi Generasi Muda: Orang tua dan pendidik perlu memberikan edukasi tentang penggunaan media sosial yang sehat sejak dini.

FOMO merupakan tantangan nyata di era digital yang perlu diatasi secara serius. Dengan kesadaran diri, dukungan sosial, dan upaya bersama, kita dapat mengatasi FOMO dan membangun kehidupan yang lebih bahagia dan seimbang. Ingatlah, kebahagiaan sejati terletak pada diri sendiri, bukan pada persetujuan orang lain di dunia maya.

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments