Sun, 23 November 2025

Tumbuhkan Rasa Kepedulian Melalui Jurnalistik Peduli (JUPE)

Reporter: Alya Hamidatul Sida | Redaktur: Nazmi Syahida | Dibaca 523 kali

Sun, 10 March 2019
Gambar: jurnalistikpeduli.000webhostapp.com

JURNALPOSMEDIA.COM-JUPE atau Jurnalistik Peduli merupakan salah satu program kerja bidang nalar dan intelektual Himpunan Mahasiswa (Hima) Jurnalistik UIN Bandung, dilaksanakan rutin setiap hari rabu, dimulai (6/3/2019). Dalam kegiatan tersebut, bertujuan untuk mewadahi seluruh mahasiswa Jurnalistik dengan ikut terlibat guna membentuk dan menumbuhkan rasa kepedulian terhadap sesama.

Selain pelaksanaan yang dilakukan rutin setiap hari rabu, JUPE juga menyediakan website yang bertujuan untuk memberikan informasi seputar masalah yang terjadi disekitar, kegiatan kerelawanan, dan hasil donasi yang dinamakan BAPA JUPE (Bank Pahala Jurnalistik Peduli).

Siapapun dapat dengan mudah mengakses web JUPE untuk melihat transparansi hasil donasi hingga mendaftar menjadi relawan. Bentuk sumbangan yang dapat diberikan pada website maupun langsung yaitu berupa uang, buku bekas, pakaian layak pakai, dan barang-barang lainnya yang masih layak untuk didonasikan.

Kegiatan ini dimulai pada rabu, 6 Maret dan selanjutnya akan dilaksanakan rutin setiap hari rabu. dinamakan REDO (rebo donasi). Pada hari rabu, perwakilan dari setiap kelas mengumpulkan sumbangan, lalu dikumpulkan di bendahara JUPE. Selanjutnya, hasil donasi akan di tampilkan di website setiap hari kamis.

Tujuan kegiatan ini sesuai dengan harapan dari Penanggung Jawab JUPE, Ahmad Mudzakir menginginkan jurnalistik lebih peduli kepada masyarakat,

“Kemarin sudah sempat diskusi, dari hasil diskusi itu membutuhkan aksi, kegiatan ini sebagai wadah untuk menampung mahasiswa jurnalistik yang mempunyai jiwa kerelawanan yang kuat,” ujarnya.

Sekretaris bidang Nalar dan Intelektual, Liza Zahara menyampaikan bahwa ada beberapa hal yang harus dievaluasi mengenai pelaksanaan JUPE pada hari pertama, “Target jumlah sumbangan masih kurang dan bentroknya bendahara kegiatan dengan jadwal kuliah menjadi beberapa hal yang perlu di evaluasi,” jelasnya saat diwawancarai Jurnalposmedia. Sabtu, (09/3/2019)

Salah satu mahasiswa jurnalistik, Suci Widya Ningsih mengungkapkan kegiatan tersebut merupakan terobosan baru sehingga bisa mengingatkan untuk selalu berbuat kebaikan kepada sesama, dan menambahkan rasa peduli.

“Kegiatannya sudah bagus, tetapi dalam sosialisasinya masih kurang karena tidak ada intruksi langsung ke kelas-kelas, jadi teman-teman kurang mengerti, tapi sudah cukup tersampaikan lewat instagram Jurnalistik, lebih baik kalo disampaikan langsung agar lebih jelas,” tuturnya.

Bagikan :

Rekomendasi

Menilik Indikator Penilaian Skor Ujian serta Masa Aktif Sertifikat Kursus TOEFA dan TOEFL JURNALPOSMEDIA.COM – Sejalan dengan kegiatan persiapan ujian Test of English for Academics (TOEFA) dan Test of English Foreign Language (TOEFL) yang di adakan oleh Language Center (LC) UIN Bandung, terdapat beberapa indikator penilaian skor ujian serta masa aktif sertifikat kursus bagi mahasiswa. Ketua LC UIN Bandung Abdul Kodir turut menjelaskan, berkenaan dengan skor nilai, setiap tahunnya akan ada beberapa perubahan kebijakan. Hal ini dipicu karena adanya cetakan baru buku Pedoman Akademik di setiap tahunnya. “Jadi kita hanya memberikan keterangan bahwa anda skornya sekian. Nanti umpan-umpannya skornya berlaku atau tidak atau misalkan kurang, maka ya, harus ujian lagi dan kalau mau ujian lagi anda gausah dari ulang harus kursus lagi,” ungkapnya kepada Jurnalposmedia, Rabu (27/7/2022). Skor dan Keuntungan yang Didapat Abdul Kodir kembali menjelaskan, mengenai minimal skor yang diraih oleh setiap mahasiswa itu berbeda-beda, hal ini bergantung pada kebijakan Fakultas dan Program Studi Prodi nya masing-masing. Sementara indikator dan standar penilaiannya dinilai dari listening, reading, dan vocabulary. “Untuk vocabulary nya kita itu ingin mahasiswa UIN itu paham dan mengenal vocab-vocab dengan istilah yang dekat dengan keislaman jadi nanti ada kaya English for islamic student jadi nanti ada vocab yang nanti dekat dengan kajian-kajian keislaman,” ungkapnya. Beralih dari tes tersebut, Abdul kembali menuturkan, para mahasiswa yang mengikuti tes dan kursus keterampilan berbahasa nantinya akan mendapatkan keuntungan berupa sertifikat kursus. “Masa aktif sertifikat tes TOEFL dan TOEFA ini hanya dua tahun, jika sudah lebih dari dua tahun maka harus tes lagi agar mendapatkan skor TOEFL yang terbaru dan sertifikatnya aktif. Sedangkan sertifikat kursus keterampilan berbahasa bisa aktif seumur hidup,” jelasnya. Tanggapan Mahasiswa Terkait Tes TOEFL dan TOEFA Kursus bahasa yang berujung dengan ujian TOAFL dan TOEFA, sebagai syarat kelulusan ini banyak mendapatkan apresiasi dari mahasiswa yang semangat untuk mengikuti kursus tersebut. Mahasiswi jurusan Ilmu Al-Qur’an Tafsir (IAT), Destiana Rosyidah sangat mengapresiasi kegiatan ini. Desti juga tidak sungkan mengeluarkan kritik dan sarannya untuk program ini. “Hanya saja sertifikat yang nantinya keluar setelah ujian itu hanya bisa di pakai di kampus saja, tidak bisa di pakai untuk kepentingan di luar kampus, semisal untuk melamar beasiswa atau pekerjaan yang membutuhkan sertifikat serupa,” ungkapnya. Ia juga berharap agar dosen pembimbing kursus mulai memperhatikan kegiatan belajar mengajar (KBM) mahasiswa nya agar mendapatkan hasil maksimal dalam ujiannya. Karena masih banyak dosen pembimbing yang kurang memperhatikan KBM kursusnya. “Tidak semua dosen pembimbing kursus peduli pada mahasiswa kursusnya. Yah
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments