JURNALPOSMEDIA.COM – Perayaan Imlek membuat beberapa pusat aktivitas dipenuhi pedagang yang menjajakan barang khas seperti jeruk mandarin, lampion merah, dan amplop angpao. Barang-barang ini tidak hanya menjadi dekorasi, tetapi juga simbol keberuntungan, kemakmuran, dan kebahagiaan dalam budaya Tionghoa. Keberadaan barang-barang tersebut menciptakan suasana semarak penuh makna.
Lampion merah berbentuk bundar kerap kali menghiasi rumah-rumah, melambangkan kebahagiaan, vitalitas, dan kekayaan. Sementara itu, jeruk mandarin menjadi simbol kemakmuran karena warna oranyenya menyerupai emas, yang dalam budaya Tionghoa dianggap sebagai keberuntungan. Selain itu, pengucapan kata jeruk dalam bahasa Mandarin terdengar mirip dengan kata “keberuntungan”. Sehingga tradisi memberikan jeruk kepada tamu juga dianggap sebagai simbol keberuntungan dan doa baik untuk tahun yang akan datang.
Selain jeruk, apel merah juga menjadi sajian khas. Dalam bahasa Mandarin, kata “apel” terdengar mirip dengan kata “damai,” menjadikannya simbol kedamaian dan ketenangan. Buah nanas dan kue nastar dengan isian selai nanas juga tidak ketinggalan, melambangkan harapan akan kemakmuran dan keberuntungan yang berkelanjutan.
Kue keranjang atau nian gao melambangkan peningkatan rezeki dan hubungan keluarga yang erat berkat teksturnya yang lengket. Sementara itu, lapis legit dengan lapisan bertumpuk dipercaya membawa keberuntungan dan rezeki yang berlipat.
Selain makanan khas, tradisi Imlek juga dipenuhi pantangan tertentu. Menyapu rumah pada hari Imlek, misalnya, dianggap dapat mengusir keberuntungan, sehingga kegiatan bersih-bersih dilakukan sebelum atau sesudah perayaan. Memotong rambut atau kuku juga dihindari, karena diyakini dapat membuang energi positif.
Tradisi lain yang ditekankan selama perayaan Imlek adalah menjaga komunikasi positif. Bicara buruk atau terlibat komflik dianggap dapat mendatangkan kesialan sepanjang tahun. Sebaliknya, Imlek menjadi momen untuk mempererat hubungan keluarga dan teman dalam harmoni.
Berbagai simbol dan tradisi ini mencerminkan nilai-nilai luhur budaya Tionghoa, yang mengajarkan harapan akan keberuntungan, kebahagiaan, dan keseimbangan hidup. Imlek bukan hanya perayaan dan festival tahunan, tetapi juga waktu untuk merefleksikan nilai-nilai kehidupan dan melestarikan warisan budaya yang penuh makna.