JURNALPOSMEDIA.COM – Akreditasi perpustakaan UIN Bandung sudah memasuki tahap persiapan visitasi. Berbeda dengan akreditasi pertama yang menggunakan 9 komponen, akreditasi kali ini hanya menggunakan 6 komponen saja.
Ketua Akreditasi sekaligus Sub Koordinator Data dan Layanan Digital, L. Nailah Hanum mengatakan, akreditasi perpustakaan UIN Bandung ini bukan untuk pertama kalinya.
“Pada 2018 pernah melakukan akreditasi, sekarang ini merupakan kali keduanya,” kata L. Nailah saat diwawancarai Jurnalposmedia, Rabu (4/8/2021).
Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan, akreditasi tahun ini menggunakan standar baru.
“Meski lebih sedikit dari 2018, tetapi bobot dan rincian per komponennya banyak. Mengacu kepada peraturan Perpustakaan Nasional Indonesia, Nomor 10 Tahun 2018 Pasal 2 berisi tentang koleksi perpustakaan, sarana dan prasarana perpustakaan, pelayanan perpustakaan, tenaga perpustakaan, penyelenggara dan pengelolaan perpustakaan, dan penguat,” ungkapnya.
L. Nailah juga mengaku, pihaknya tengah berlatih untuk menghadapi tim asesor.
“Untuk menghadapi persiapan visitasi oleh tim asesor. Semua SDM sejak Senin lalu sudah berlatih menjawab pertanyaan-pertanyaan. Latihan ini masih akan belangsung hingga Jumat esok (hari ini),” ujarnya.
Tak lepas dari kendala, dirinya menceritakan bagaimana akreditasi pada 2018 silam dan kendala yang terjadi saat ini.
“Pada 2018, kendalanya lebih banyak dipersiapan bukti fisik. Tetapi kepala perpustakaan bisa memberikan argumentasi yang menguatkan, sehingga berjalan dengan baik. Tahun ini, lebih banyak dipersiapan staf karena menyesuaikan WFH dan WFO. Sehingga penghimpunan bukti fisiknya jauh lebih lama, tetapi kami sudah persiapkan semaksimal yang kami bisa,” tutup L. Nailah.