Sun, 23 November 2025

Dalam Secangkir Kopi LPIK Berdiskusi

Reporter: Syifa Silfiani | Redaktur: Dian Aisyah | Dibaca 927 kali

Sun, 15 May 2016
Peserta mengajukan pertanyaan saat diskusi mengenai sejarah kopi dan pengelolaan kopi di Indonesia dalam rangkaian acara Milangkala Lembaga Pengkajian Ilmu Keislaman (LPIK), di Aula Student Center UIN Bandung, selasa (10/5/2016).
Peserta mengajukan pertanyaan saat diskusi mengenai sejarah kopi dan pengelolaan kopi di Indonesia dalam rangkaian acara Milangkala Lembaga Pengkajian Ilmu Keislaman (LPIK), di Aula Student Center UIN Bandung, selasa (10/5/2016).

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pengkajian Ilmu Keislaman (LPIK) menggelar diskusi bertajuk “Proyeksi Kebudayaan Dalam Secangkir Kopi” di aula Student Center (SC) lantai satu UIN Bandung, selasa (10/05/2016). Diskusi ini merupakan rangkaian acara Milangkala LPIK Ke 20.

Ketua Pelaksana Raja Cahaya Islam (20) mengatakan kopi adalah kebudayaan artinya produk dari relasi antara manusia dengan alam. “Kita harus menyadari bahwa ada sejarah tersendiri dari kopi itu sendiri,” tutur Raja saat ditemui Jurnalpos, selasa (10/05/2016).

Raja menambahkan, sejarah kopi pedih dan memilukan, terutama monopoli perdagangan kopi yang tidak pernah mensejahterakan petani sejak dulu hingga saat ini. Menurutnya, harus ada implikasi serta bentuk dan sikap masyarakat ataupun penghormatan terhadap kopi.

“Mengetahui sejarah dan bagaimana kopi diperlakukan hari ini, serta mengadakan diskusi mengenai kopi, komoditas dan identitas sosial. Juga diskusi mengenai kopi dan budaya massa adalah salah satu langkah atau bentuk penghormatan terhadap kopi,” pungkasnya.

Bagikan :

Rekomendasi

Menilik Indikator Penilaian Skor Ujian serta Masa Aktif Sertifikat Kursus TOEFA dan TOEFL JURNALPOSMEDIA.COM – Sejalan dengan kegiatan persiapan ujian Test of English for Academics (TOEFA) dan Test of English Foreign Language (TOEFL) yang di adakan oleh Language Center (LC) UIN Bandung, terdapat beberapa indikator penilaian skor ujian serta masa aktif sertifikat kursus bagi mahasiswa. Ketua LC UIN Bandung Abdul Kodir turut menjelaskan, berkenaan dengan skor nilai, setiap tahunnya akan ada beberapa perubahan kebijakan. Hal ini dipicu karena adanya cetakan baru buku Pedoman Akademik di setiap tahunnya. “Jadi kita hanya memberikan keterangan bahwa anda skornya sekian. Nanti umpan-umpannya skornya berlaku atau tidak atau misalkan kurang, maka ya, harus ujian lagi dan kalau mau ujian lagi anda gausah dari ulang harus kursus lagi,” ungkapnya kepada Jurnalposmedia, Rabu (27/7/2022). Skor dan Keuntungan yang Didapat Abdul Kodir kembali menjelaskan, mengenai minimal skor yang diraih oleh setiap mahasiswa itu berbeda-beda, hal ini bergantung pada kebijakan Fakultas dan Program Studi Prodi nya masing-masing. Sementara indikator dan standar penilaiannya dinilai dari listening, reading, dan vocabulary. “Untuk vocabulary nya kita itu ingin mahasiswa UIN itu paham dan mengenal vocab-vocab dengan istilah yang dekat dengan keislaman jadi nanti ada kaya English for islamic student jadi nanti ada vocab yang nanti dekat dengan kajian-kajian keislaman,” ungkapnya. Beralih dari tes tersebut, Abdul kembali menuturkan, para mahasiswa yang mengikuti tes dan kursus keterampilan berbahasa nantinya akan mendapatkan keuntungan berupa sertifikat kursus. “Masa aktif sertifikat tes TOEFL dan TOEFA ini hanya dua tahun, jika sudah lebih dari dua tahun maka harus tes lagi agar mendapatkan skor TOEFL yang terbaru dan sertifikatnya aktif. Sedangkan sertifikat kursus keterampilan berbahasa bisa aktif seumur hidup,” jelasnya. Tanggapan Mahasiswa Terkait Tes TOEFL dan TOEFA Kursus bahasa yang berujung dengan ujian TOAFL dan TOEFA, sebagai syarat kelulusan ini banyak mendapatkan apresiasi dari mahasiswa yang semangat untuk mengikuti kursus tersebut. Mahasiswi jurusan Ilmu Al-Qur’an Tafsir (IAT), Destiana Rosyidah sangat mengapresiasi kegiatan ini. Desti juga tidak sungkan mengeluarkan kritik dan sarannya untuk program ini. “Hanya saja sertifikat yang nantinya keluar setelah ujian itu hanya bisa di pakai di kampus saja, tidak bisa di pakai untuk kepentingan di luar kampus, semisal untuk melamar beasiswa atau pekerjaan yang membutuhkan sertifikat serupa,” ungkapnya. Ia juga berharap agar dosen pembimbing kursus mulai memperhatikan kegiatan belajar mengajar (KBM) mahasiswa nya agar mendapatkan hasil maksimal dalam ujiannya. Karena masih banyak dosen pembimbing yang kurang memperhatikan KBM kursusnya. “Tidak semua dosen pembimbing kursus peduli pada mahasiswa kursusnya. Yah
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments