Sat, 6 July 2024

Dalam Secangkir Kopi LPIK Berdiskusi

Reporter: Syifa Silfiani | Redaktur: Dian Aisyah | Dibaca 361 kali

Sun, 15 May 2016
Peserta mengajukan pertanyaan saat diskusi mengenai sejarah kopi dan pengelolaan kopi di Indonesia dalam rangkaian acara Milangkala Lembaga Pengkajian Ilmu Keislaman (LPIK), di Aula Student Center UIN Bandung, selasa (10/5/2016).
Peserta mengajukan pertanyaan saat diskusi mengenai sejarah kopi dan pengelolaan kopi di Indonesia dalam rangkaian acara Milangkala Lembaga Pengkajian Ilmu Keislaman (LPIK), di Aula Student Center UIN Bandung, selasa (10/5/2016).

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pengkajian Ilmu Keislaman (LPIK) menggelar diskusi bertajuk “Proyeksi Kebudayaan Dalam Secangkir Kopi” di aula Student Center (SC) lantai satu UIN Bandung, selasa (10/05/2016). Diskusi ini merupakan rangkaian acara Milangkala LPIK Ke 20.

Ketua Pelaksana Raja Cahaya Islam (20) mengatakan kopi adalah kebudayaan artinya produk dari relasi antara manusia dengan alam. “Kita harus menyadari bahwa ada sejarah tersendiri dari kopi itu sendiri,” tutur Raja saat ditemui Jurnalpos, selasa (10/05/2016).

Raja menambahkan, sejarah kopi pedih dan memilukan, terutama monopoli perdagangan kopi yang tidak pernah mensejahterakan petani sejak dulu hingga saat ini. Menurutnya, harus ada implikasi serta bentuk dan sikap masyarakat ataupun penghormatan terhadap kopi.

“Mengetahui sejarah dan bagaimana kopi diperlakukan hari ini, serta mengadakan diskusi mengenai kopi, komoditas dan identitas sosial. Juga diskusi mengenai kopi dan budaya massa adalah salah satu langkah atau bentuk penghormatan terhadap kopi,” pungkasnya.

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments