JURNALPOSMEDIA.COM – Berdasarkan keluarnya surat edaran dari Kementerian Agama UIN Bandung, kegiatan perkuliahan semester ganjil tahun 2022 akan dilaksanakan secara tatap muka. Selaku Wakil Rektor I, Rosihon Anwar menjelaskan bahwa sesuai dengan surat edaran tersebut, kegiatan perkuliahan ini berjalan dengan fleksibel dan tidak menutup kemungkinan sebagian pelaksanaannya dilakukan secara daring.
“Untuk mata kuliah tertentu atau dari 16 pertemuan, beberapa pertemuan bisa daring. Kebijakannya diserahkan ke fakultas masing-masing,” ujarnya.
Ia juga menghimbau agar seluruh dosen dan mahasiswa UIN Bandung sudah melakukan vaksinasi dan mematuhi protokol kesehatan. Tidak hanya melalui surat edaran, Rosihon mengaku sosialisasi mengenai pelaksanaan perkuliahan tatap muka ini juga dilakukan secara manual melalui media sosial UIN Bandung.
Sementara, seluruh dosen dan fasilitas terkait perkuliahan tatap muka sedang dipersiapkan termasuk kebutuhan untuk protokol kesehatan. Rosihon juga menambahkan, meskipun kegiatan akademik ini dilaksanakan secara tatap muka, Eknows akan tetap berjalan guna mendukung intrumen perkuliahan.
“E-knows akan digunakan untuk perkuliahan luring dan daring. Ada kemungkinan E-Knows menjadi sarana pembelajaran tambahan untuk kedepannya.” jelasnya.
Tanggapan Mahasiswa Menyambut Kuliah Luring
Salah satu mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab, Rodiatul Alawiyah mengaku antusias untuk menghadapi kuliah luring. Menurutnya, fasilitas kampus sudah cukup memadai, meskipun beberapa diantaranya ada yang kurang berfungsi karena lama tidak digunakan.
“Untuk persiapan sendiri, insyaallah saya sudah siap karena dirasa sudah tidak asing lagi dengan offline karena sudah mengikuti hybrid di semester lalu. Saya juga akan berusaha beradaptasi untuk bertemu teman yang lebih banyak,” ujarnya
Ia juga menyarankan agar teman-teman mahasiswa mampu menyesuaikan pembelajaran yang sebelumnya dilakukan secara daring ini menjadi luring. Tidak hanya memberi saran untuk pihak kampus, yaitu membersihkan fasilitas yang kotor dan memperbaiki fasilitas yang rusak.
“Para civitas harus bisa memadai dalam kegiatan belajar mengajar. Lalu untuk mahasiswanya, mahasiswa harus siap keluar dari zona nyaman, harus mulai siap menjalani perkuliahan offline,” tutupnya.