JURNALPOSMEDIA.COM – Pelaksanaan Kegiatan Pengenalan Budaya dan Akademik (PBAK) yang seharusnya menjadi langkah awal bagi mahasiswa baru, nyatanya hingga saat ini belum ada kepastian mengenai waktu dan teknis pelaksanaanya.
Tak pelak hal tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian besar organisasi mahasiswa (ormawa) UIN Bandung. Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa UIN Bandung (Dema-U), Malik Fajar Ramadhan mengungkap hingga saat ini pihaknya belum mendapat kepastian dari pihak universitas terkait pelaksanaan PBAK.
“Sampai saat ini belum ada kepastian dari pihak universitas terkait pelaksanaan PBAK 2021 (menyangkut) mekanisme nya akan seperti apa. Sehingga konsep maupun hal-hal yang bersifat teknis juga belum dapat kami pastikan,” bebernya, Rabu (2/6/2021).
Namun ia mengeklaim Dema-U tengah merancang mekanisme PBAK dalam dua versi secara daring dan luring.
Jika nanti pelaksaan diadakan secara daring, lanjutnya, Dema-U akan mendorong pihak kampus untuk mendistribusikan kuota bagi peserta dan panitia.
Tidak hanya kuota, dalam rancangannya Dema-U juga mengupayakan agar pihak kampus bisa mewadahi agenda kegiatan dengan platform khusus agar gelaran PBAK online tidak terkesan membosankan.
“Makanya, kami sih lebih cenderung untuk memilih PBAK 2021 nanti dilaksanakan dengan mekanisme offline, atau seminimalnya hybrid/blended. (Tapi) bagaimanapun kondisinya kelak, dan apa pun keputusan pihak universitas dalam pelaksanaan PBAK 2021, Dema-U harus siap untuk meng-handle PBAK 2021,” tegasnya.
Tak Mau Mengulang Masa Lalu
Tak mau mengulang pelaksanaan PBAK di tahun-tahun sebelumnya yang dinilai Malik minim persiapan dan cenderung serba mendadak, maka langkah konkret dan evaluatif disebut sudah mulai dijalankan.
Jika melihat ke belakang, salah satu hajat besar kampus ini pernah mengalami kemalangan. Saat itu PBAK digelar tanpa ketua pelaksana, melainkan ditangani oleh setiap delegasi dari setiap fakultas dan UKM.
Kalau ingin mengukur waktu pelaksanaan PBAK berdasarkan pengalaman sebelumnya, maka rangakaian kegiatan akan dilaksanakan sekitar Agustus atau September. Sayangnya, hingga saat ini pihak kampus masih belum memberikan keterangan terkait waktu dan mekanisme yang akan dterapkan.
Malik merespons hal ini, “Kami melakukan langkah konkret yang evaluatif dari segi timeline waktu persiapan. (Lalu) pembentukan panitia yang inklusif dan koordinatif agar bisa mengumpulkan mahasiswa UIN Bandung yang memang benar-benar mumpuni dan capable dalam menangani PBAK 2021. (Serta) evaluasi dan optimalisasi pada sektor sosialisasi dan akses informasi bagi mahasiswa baru. Juga yang paling penting saat ini adalah koordinasi serta kerjasama dari pihak nantinya terlibat dalam PBAK 2021,” jelasnya.
Sesuai namanya, lanjut malik, pengenalan budaya dan akademik kampus akan menonjolkan dentitas kampus secara menyeluruh beserta keunggulan di dalamnya. Pun ia berharap agar PBAK menjadi media untuk meruntuhkan stigma negatif yang berkembang.
“Kita harus bisa mematahkan budaya berfikir yang sudah usang, yakni ‘UIN Bandung adalah kampus opsi terakhir‘, stigma dan budaya berfikir seperti ini perlahan harus kita kikis,” tandasnya.