JURNALPOSMEDIA.COM – Di tengah hiruk pikuk Perumahan Villa Balaraja, aroma smoky yang menggugah selera menyeruak dari sebuah gerobak sederhana. Ali (58), pria yang akrab disapa Babeh, yang dengan cekatan membolak-balikkan sosis, bakso, dan kornet di atas panggangan. Selama tujuh tahun terakhir, ia mendedikasikan hidupnya untuk menyajikan jajanan yang tak hanya lezat, tetapi juga ramah di kantong bagi semua kalangan.
Setiap sore, Babeh memarkir gerobaknya di depan Masjid Jami Nurul Islam. Suasananya selalu ramai; di satu sisi terdengar gelak tawa anak-anak yang bermain bola di lapangan, sementara di sisi lain terdengar lantunan ayat suci dari anak-anak yang hendak mengaji.
Di tengah keramaian itulah, gerobak Babeh menjadi pusat perhatian, menyebarkan kehangatan lewat jajanan sederhananya. Sebelumnya, pada siang hari, ia mangkal di depan SDN Saga 6 untuk melayani para siswa. Kini, Babeh hanya punya satu harapan sederhana untuk usahanya. “Semoga dagangannya makin banyak pelanggan dan makin laris manis,” jelasnya.
Keputusannya untuk berjualan didasari oleh niat mulia. “Babeh ingin menjual jajanan yang bisa dibeli oleh anak-anak sekolah dan orang umum yang terjangkau,” ujarnya.
Niat itu terwujud dalam harga yang ia patok. Baik sosis bakar, kornet bakar, maupun bakso bakar, semuanya dijual seharga Rp2.000 per tusuk.
Namun, di balik senyum yang ia bagikan setiap hari, ada perjuangan panjang yang telah ia lewati. Tiga tahun terakhir ia menetap di dua lokasi tersebut, setelah sebelumnya berkeliling perumahan. Masa tersulit ia rasakan saat pandemi COVID-19 melanda. Dengan nada suara yang berat, ia mengenang masa-masa itu.
“Aduh, pas covid itu pembeli sedikit, omset babeh juga turun jauh paling-paling maksimal 80 rebu sehari, kalo pas normal kan bisa 150 ampe 300 rebu sehari,” ungkapnya. Kenaikan harga barang baku di tengah sepinya pembeli menjadi tantangan berat yang harus ia hadapi sendirian.
Meski begitu, semangat Babeh tak pernah padam. Baginya, kebahagiaan terbesar bukanlah sekadar pundi-pundi rupiah, melainkan senyum tulus dari para pelanggannya. Momen yang paling berkesan baginya adalah ketika melihat anak-anak kelas satu SD bisa membeli jajanannya dengan riang.
“Saat anak-anak sekolah kelas 1 SD bisa membeli jajan dengan senyum tanpa pusing memikirkan harga karena terjangkau,” tuturnya dengan mata berbinar.
Harga yang terjangkau dan rasa yang pas di lidah membuatnya memiliki pelanggan setia. Salah satunya adalah Rizki, seorang warga sekitar. Menurutnya, “Jajanan Babeh selalu menjadi pilihan utama karena rasanya yang enak, bumbunya yang pas, dan harganya yang sangat bersahabat untuk anak sekolah,” ucapnya saat diwawancarai pada Senin (14/7/2025).
Kisah Babeh Ali adalah cerminan dari ketangguhan dan kebahagiaan yang ditemukan dalam hal-hal sederhana di keseharian, dengan menyebar senyum lewat jajanan seharga dua ribu rupiah, melalui tangan terampilnya menjajakan satu tusuk sosis bakar yang gurih.
















