Jika pada umumnya gitar akustik memiliki ukuran yang besar dan memiliki lubang ditengah sebagai penghasil suara dari petikkan gitar. Kini, dengan polesan tangannya gitar yang semula besar dan tebal disulap menjadi sangat tipis, hanya berukuran delapan milimeter.
Berbekal kecintaannya terhadap dunia musik sejak masa SMA, akhirnya berbuah manis dengan hasil penjualan gitar hasil kreasinya. Sejak dulu pria kelahiran Bandung 34 tahun lalu tersebut, memang menyukai alat musik petik yang biasa menjadi sahabatnya ketika tampil bersama teman-teman bandnya dulu, Ialah Raka Shiddiq sang pencipta gitar tertipis di dunia yang karyanya kini mulai jadi primadona para pemburu gitar.
Ukuran gitar yang sangat tipis, dengan balutan desain minimalis, serta warna-warni kayu Indonesia membuat banyak orang tertarik dengan gitar karya Raka. Dalam benaknya ketika masa SMA ia sangat merasa prihatin terhadap industri musik dalam negeri yang sedang berkembang pesat namun tak sejalan dengan perkembangan alat musiknya. Di tahun 2001 menjadi langkah awal bagi Raka untuk terjun ke industri pembuatan gitar akustik, yang tadinya hanya memproduksi gitar seperti pada umumnya. Tetapi setelah 15 tahun berlalu, akhirnya ditahun 2016 Raka berhasil menciptakan desain terbaru untuk gitarnya. Tak tanggung-tanggung untuk menyempurnakan gitarnya, Raka pun sempat berburu ke para pembuat gitar hingga ke pembuat gitar pertama di Indonesia yang dikenal dengan Ki Anom.
Raka yang memang lulusan dari Strata-2 (Magister) Pariwisata, sempat berpikir untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Strata-3. Tetapi niat tersebut terurungkan, karena melihat keinginan pasar yang luar biasa terhadap karyanya dan ia memilih fokus terlebih dahulu dengan berkarya seni.
Selain itu, selama hampir 2 tahun lamanya ia juga pernah menjadi dosen, di salah satu universitas ternama di Bandung. Karena kesibukkannya itulah, Raka kini hanya memfokuskan diri pada desain dan konsepnya sedangkan, untuk pembuatannya ia serahkan pada teman-teman dan beberapa produsen di sekitar kota Bandung.
Raka bercerita tentang pengalaman berharganya ketika berhasil memperkenalkan gitarnya di pameran di tiga negara berbeda, antara lain Hongkong, Italia dan Amerika. Rasa syukur dan bahagia selalu teringat dalam benaknya, “Ketika karyanya ini mendapat sambutan yang luar biasa disetiap negara yang saya kunjungi, salah satunya banyak ahli desain yang berkunjung ke stand dan memuji hasil karya saya,” ujar Raka saat ditemui Jurnalposmedia di ruang kerjanya di Jalan Sukasenang 5, Cikutra kota Bandung, Selasa (17/10/2017).
Nama sebuah merk gitar yang produksinya diberi sebutan Animo, Raka memilih nama tersebut karena Animo dalam bahasa Indonesia sendiri berarti suatu hasrat atau keinginan. Terbukti setelah dijual secara online di Instagram pribadinya, sambutan masyarakat Indonesia sungguh luar biasa, pesananya sudah lebih dari target yang ia rencakanan. Raka berharap saat seseorang melihat gitar tersebut orang tidak hanya tertarik namun memiliki hasrat ingin membeli dan memainkannya. “Kedepannya saya berharap produksi bisa semakin baik dan semakin besar sehingga saya bisa menyerap tenaga kerja yang banyak pula.” tutup Raka.