Tue, 25 November 2025

Z-Tizen Talk 2025 Soroti Transformasi Jurnalisme Digital dan Tantangan Mahasiswa

Reporter: Nida Rasya Kania & Itsna Sofiatun Ni’mah | Redaktur: KHOIRUNNISA FEBRIANI SOFWAN | Dibaca 94 kali

14 jam yang lalu
(Sumber foto: Nida Rasya Kania/Jurnalposmedia)

JURNALPOSMEDIA.COM – Kegiatan Z-Tizen Talk 2025 yang digelar komunitas Cakra Naraya di Bandung, menyoroti berbagai pandangan mengenai transformasi jurnalisme di era digital. Acara ini dilaksanakan di Gedung Gelanggang Generasi Muda (GGM) Kota Bandung pada hari Sabtu, (22/11/2025).

Kegiatan ini dihadiri oleh empat narasumber yang merupakan pegiat jurnalis dari UIN Bandung. Di antaranya Putri Nabila sebagai Journalist Enthusiast, Silmy kaffah sebagai Pimpinan Redaksi Jurnalposmedia, Faiz Alhaq sebagai Pemimpin Umum LPM Suaka dan Bintang Rizky sebagai CO Founder Cakra Naraya.

Diskusi ini membahas Transformasi Jurnalisme di Era Digital: Peluang dan Tantangan Bagi Mahasiswa, yang fokus membahas tantangan dan peluang yang ada di dunia jurnalistik. Kegiatan ini membuka pemahaman baru dengan membahas hal yang dapat dimanfaatkan sebagai peluang selama menempuh studi di jurnalistik.

Dalam sesi wawancara, Ketua Steering Committee, Rifna Cendikia menyebut, dunia jurnalistik mengalami pergeseran signifikan dalam lima tahun terakhir, terutama dari media cetak menuju platform digital agar mampu beradaptasi dan berani mengeksplorasi gaya jurnalistik baru.

“Kita sebagai mahasiswa juga harus beradaptasi dengan hal tersebut sehingga perubahan zaman, kita tidak ketinggalan zaman,” ungkapnya saat diwawancarai Jurnalposmedia pada hari Sabtu (22/11/2025).

Rifna menjelaskan menjaga etika jurnalistik menuntut mahasiswa memiliki pendirian yang kuat. Ia menghimbau jangan hanya berkecimpung di media sosial yang yang kebenarannya belum jelas dengan skill yang dimiliki oleh seorang jurnalis.

Selaku journalist enthusiast, Putri Nabila menjelaskan, menjadi jurnalis dihadapkan dengan berbagai tantangan dan peluang di era digital saat ini. Tantangan paling besar adalah teknologi, yang menekankan agar kita selaku mahasiswa jurnalistik harus tetap berimbang antara idealisme dan realitas lapangan.

“Mahasiswa harus tetap berimbang, idealis boleh tapi lihat peluang juga. Ketika ada kesempatan, jangan ragu masuk. Terus harus kuat mental dan tegar, karena jurnalis sering menghadapi tekanan dari berbagai pihak. Kita harus siap kalau suatu saat berita yang kita buat justru balik kena ke kita,” katanya.

Ia menambahkan pentingnya adaptasi di era teknologi saat ini, dengan tetap meningkatkan skill sembari memanfaatkan teknologi yang ada.

Selaku peserta diskusi, Manisa mengungkapkan, tema yang dibahas ini sangat relevan dengan kebutuhan, karena banyaknya berita simpang siur yang mengharuskan untuk selektif dalam menerima informasi.

“Sekarang banyak berita yang simpang siur, kasus-kasus kayak yang dibahas tadi, jadi kita harus lebih selektif milih berita. Tema ini ngebantu banget buat memfilter informasi,” ungkapnya.

Ia berharap kegiatan ini dapat membagikan ilmu yang bermanfaat, relasi dan paham akan tugas dan fungsi jurnalis di era sekarang.

“Semua orang bisa menulis, tapi nggak semua orang bisa jadi jurnalis” tutupnya.

 

Bagikan :
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments