JURNALPOSMEDIA.COM – Penuh semangat dan perjuangan menemani langkah Rizky Ramadhan yang baru menginjak umur 19 tahun. Ia memulai perjalanannya sebagai atlet karate dan kini resmi menyandang status sebagai Bintara Polisi Republik Indonesia (Polri). Semua ini bukan hasil keberuntungan semata, tapi buah dari kegigihan dan kerja keras yang tak pernah surut.
Rizky menggeluti dunia karate sejak duduk di bangku sekolah dasar. Ia aktif mengikuti berbagai kejuaraan dari tingkat daerah hingga internasional. Sejak tahun 2020, ia telah meraih total 38 medali yang terdiri dari 18 medali emas, 7 medali perak, dan 13 medali perunggu.
Beberapa pencapaian membanggakan yang diraihnya antara lain juara 1 kumite perorangan pada Kejuaraan Karate Sirkuit Jawa Barat 2020, juara 2 pada Kejuaraan Nasional Karate Piala Gubernur Akademi Militer (Akmil) di tahun yang sama, serta juara 1 kumite Kejuaraan Karate Piala Komandan Pusat Pendidikan Armed (Danpusdikarmed) pada 2022.
Pada tahun berikutnya, ia kembali menorehkan prestasi dengan meraih juara 2 di Kejuaraan Karate Sirkuit 2 Jawa Barat dan juara 1 dalam ajang Bekasi Wali Kota Cup 2022. Ia juga berhasil menyabet juara 3 dalam Kejuaraan Internasional Open Championship 2022.
Di tahun 2023, Rizky meraih juara 3 dalam ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Jawa Barat, juara 1 dalam Sirkuit 2 Jawa Barat, serta membawa pulang gelar juara dari IPDN Championship. Tak berhenti di situ, ia juga menyabet juara 2 dalam UPI National Open Tournament, serta dua gelar juara 1 pada Kejuaraan Nasional dan Internasional Karate Piala Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI).
Terbaru, ia meraih juara 2 di Kejuaraan Nasional Piala Ketua Umum Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (PB FORKI) tahun 2024.
“Setiap kejuaraan bukan hanya soal menang atau kalah, tapi soal bagaimana menghadapi tekanan, mengontrol diri, dan tetap konsisten dalam latihan,” ujar Rizky saat diwawancarai Rabu (9/7/2025).
Namun, di tengah kesibukan sebagai atlet, Rizky sempat mengambil keputusan besar yakni vakum dari dunia karate. Ia memilih fokus untuk mengejar impian lainnya, yakni lolos seleksi sekolah kedinasan.
Perjalanan itu tidak mudah. Rizky harus menyesuaikan ulang kondisi fisik dan mental. Ia sempat gagal saat mengikuti seleksi Akademi Militer (Akmil), Bintara Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
“Tantangan paling berkesan adalah ketika saya harus berhenti dari karate cukup lama. Tapi, saya belajar dari kegagalan itu terus latihan dan belajar tanpa larut dalam kecewa,” katanya.
Meski berkali-kali gagal, Rizky tak menyerah. Ia menjadikan kegagalan sebagai bahan evaluasi dan motivasi. Dalam perjuangannya, dukungan keluarga menjadi pilar penting. Ia terus bangkit, berlatih, dan belajar lebih giat. Bahkan, menjelang tes Bintara Polri, Rizky mengikuti les akademik dan psikologi secara intensif hingga dua belas jam per hari.
“Keberhasilan itu bukan muncul begitu saja, melainkan hasil dari fondasi disiplin, mental tanding, dan daya juang yang saya dapatkan dari karate,” tegasnya.
Semua kerja keras itu akhirnya terbayar. Rizky dinyatakan lulus seleksi dan resmi menjadi bagian dari Polri. Ia mengakui bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari nilai-nilai yang diperoleh selama menjadi atlet.
Meski telah mencapai satu impian, Rizky belum ingin berhenti. Ia masih menargetkan tampil di ajang-ajang besar seperti Pekan Olahraga Nasional (PON), Southeast Asian Games (SEA Games), bahkan Asian Games. Menurutnya, mengenakan seragam cokelat bukan garis akhir, tapi awal dari perjuangan baru.
Rizky pun membagikan pesannya bagi para pejuang mimpi.
“Jangan takut gagal. Teruslah melangkah meski pelan, asal tidak berhenti. Keberhasilan datang dari usaha dan konsistensi,” ucapnya.
Dengan keteguhan hati dan semangat pantang menyerah, Rizky Ramadhan membuktikan bahwa siapa pun bisa mewujudkan mimpinya asal tak pernah berhenti berjuang.
