JURNALPOSMEDIA.COM – UIN Bandung gelar sidang senat terbuka wisuda ke-83 lulusan program sarjana, magister dan doktor tahun akademik 2021/2022 secara hibrid. Tajuk “Bersatu, Bangkit, dan Tumbuh Mewujudkan Visi Profetik” jadi tema helatan wisuda yang melantik 1.000 wisudawan/wisudawati dari sembilan fakultas ini pada Sabtu, (23/10/2021).
Bertempat di Gedung Anwar Musaddad, acara dihadiri oleh seluruh anggota senat universitas, wisudawan/wisudawati peraih predikat pujian sekaligus peraih IPK tertinggi, dan juga mahasiswa berprestasi tahfidz Al-Qur’an 30 juz. Total wisudawan/wisudawati terbanyak berasal dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan sebanyak 173 orang, dan disusul oleh Fakultas Dakwah dan Komunikasi sebanyak 142 orang.
Adapun selebihnya berturut-turut yakni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (121 orang), Fakultas Syariah dan Hukum (116 orang). Lalu Fakultas Adab dan Humaniora (114 orang), Fakultas Sains dan Teknologi (95 orang), Fakultas Ushuluddin (95 orang). Serta Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (68 orang), dan Fakultas Psikologi (14 orang).
Sedangkan dari program Magister (S2) sebanyak 44 orang, dan program Doktor (S3) sebanyak 18 orang. Di wisuda kali ini, mahasiswa yang meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) tertinggi diberikan pada Ririn Herawati dengan IPK 3,9. Ia merupakan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi. Tak hanya itu, ia juga merupakan lulusan tercepat di jurusannya dengan menempuh pendidikan selama 3 tahun 7 bulan.
Saat dihubungi Jurnalposmedia, Ririn mengungkapkan rasa syukur dan tak menyangka karena telah mendapat IPK tertinggi. “Dapet IPK tertinggi tanpa ekspektasi sih. Enggak nyangka tapi Alhamdulillah seneng banget,” ungkap Ririn, Sabtu (23/10/2021),
Kemudian Thio Ashiddqie dari Jurusan Hukum Keluarga, Fakultas Syariah dan Hukum meraih penghargaan sebagai wisudawan Tahfidz Al-Qur’an 30 Juz.
Amanat Rektor UIN Bandung, Mahmud tidak berbeda jauh dari helatan wisuda sebelumnya. Ia menyampaikan pesan bagi wisudawan/wisudawati agar ilmu yang telah diraih dapat dimanfaatkan di lingkungan tempat tinggalnya.
“Pesan saya, kehadiran saudara di masyarakat setelah mendapat gelar harus menjadi solusi, bukan menjadi beban orang tua, beban masyarakat, termasuk juga beban negara. Oleh karena itu, saudara harus tampil memberi manfaat di lingkungan saudara berada,” pungkasnya.