Hari-hari penuh suka duka.
Berharap musim panas bertahan lebih lama,
Apa daya wabah virus mulai mengubah warna-warna di bumi.
Paling segala di atas susah dan sulit.
Sampai lupa, ada hal-hal kecil yang patut disyukuri di derasnya kacau.
Ada paman tua asing yang hangat dengan senyum tulus di kerut wajahnya.
Ada kawan-kawan mengirim pesan bertanya kabar.
Dan, selalu ada Dia yang menyertai denyut nadi ini.
Seketika dunia pun terhenti tertawa.
Ketika pandemik datang membawa bencana.
Manusia dengan segala kearifan.
Menutup diri dari semua sentuhan.
Kota pun hening, dunia tak bergeming.
Dihadapan sebuah virus yang asing.
Kita hanya bisa berdoa.
Semoga segalanya kembali seperti semula.