JURNALPOSMEDIA–Tumpah ruah pedagang takjil dan berjubelnya pembeli di depan kampus UIN Bandung setiap sore selama Ramadan rupanya dimanfaatkan sekomplotan copet untuk melancarkan aksinya. Memasuki pekan ketiga Ramadan, terhitung puluhan mahasiswi melaporkan kehilangan handphonenya. Kebanyakan sasaran adalah kaum perempuan yang kerap lengah di keramaian.
Satpam UIN Bandung yang berjaga di gerbang kampus, Asep, menuturkan memang setiap tahun selama Ramadan pasti ada kehilangan handphone di depan kampus. Ia mengatakan, selalu ada laporan kehilangan handphone ke pos satpam, namun lokasi kehilangan tersebut tidak terjangkau pantauannya.
“Ya istilahnya itu kan di jalan, bukan tempat yang sekaligus pemantauan kami. Bukan berarti lepas tanggung jawab, ya mau bagaimana lagi, hilangnya di jalan bukan lingkungan kampus,” ujar Asep saat ditemui Jurnalposmedia, Jumat (1/6/2018).
Mahasiswi Pendidikan Biologi sekaligus korban pencopetan Raisa Agnia, mengaku kehilangan handphonenya ketika berburu takjil di hari ke-4 Ramadan. Saat ditemui, ia menuturkan bahwa dirinya merasa handphonenya dicuri saat membeli takjil.
“Awalnya udah ngerasa gak enak waktu di depan Masjid Kifayatul Achyar. Emang lagi penuh dan rame banget, terus ada laki-laki di belakang aku dan tangannya pegang-pegang pundak, otomatis aku nyiku perutnya, dan aku baru sadar handphone hilang waktu di depan Indomaret,” tuturnya.
Korban lain adalah Siti Fitriyatur, handphonenya raib saat ia membeli bakso goreng menjelang magrib. Padahal, ia terus memegangi handphonenya selama berjalan, namun tiba-tiba ia merasa handphonenya sudah hilang dari tangannya ketika berjalan menuju gerbang. Ia sempat menghubungi nomernya setelah sadar handphone miliknya hilang, namun nomornya sudah tidak aktif lagi.
“Aku tau mungkin mereka lagi butuh banget uang, tapi apa faedahnya ambil uang haram apalagi sekarang bulan Ramadan. Lebih baik kalau keluar bawa uang secukupnya dan gak usah bawa handphone, jangan sendirian dan jangan sampai pikiran kosong.” tutupnya.