JURNALPOSMEDIA.COM – Produk boikot kembali lolos untuk ketiga kalinya di lingkungan UIN Bandung. Kali ini, produk tersebut hadir dalam bentuk booth promosi yang beroperasi pada pertengahan Juni 2025 di area kampus.
Staff Pusat Bisnis UIN Bandung, Dedi membenarkan bahwa adanya surat dari pihak perusahaan yang masuk ke kampus.
“Bukan kami yang menyediakan atau mempersilakan mereka hadir. Jadi, per tanggal 28 Mei, perusahaan itu mengirimkan surat ke UIN dan dijawab langsung secara tertulis oleh pihak yang berwenang, kemungkinan dari bagian perencanaan atau keuangan. Dari isi suratnya, permintaan itu lalu dilimpahkan ke Pusat Bisnis untuk mencarikan tempatnya,” ujar Dedi.
Ia menjelaskan, terdapat arahan dari pimpinan kampus terkait kontribusi terhadap Badan Layanan Umum (BLU) kampus.
“Arahan pimpinan juga ada soal kontribusi untuk pemasukan kampus lewat BLU,” tambahnya.
Namun, saat dimintai keterangan lebih lanjut terkait posisi kampus dalam menyikapi gerakan boikot, pihaknya menyatakan belum dapat memberikan tanggapan.
“Saya sudah diarahkan untuk konfirmasi ke kepala staf, tapi sampai sekarang belum sempat bertemu langsung,” ujarnya.
Di sisi lain, penjaga booth produk boikot, Ardian mengaku, telah mendapatkan izin resmi dari Pusat Bisnis UIN Bandung.
“Kami sudah ada izin resmi dari Pusat Bisnis UIN Bandung,” ujar Ardian.
Terkait kerja sama, Ardian menyebut, dirinya merupakan bagian dari tim promosi yang ditugaskan memperkenalkan produk baru dari perusahaan tersebut.
“Saya bagian dari tim promo. Kami kerja sama dengan pihak pusat promosi yang langsung dapet izin dari kampus,” ujarnya
Salah seorang mahasiswa UIN Bandung, Ivania Karen, menyayangkan kembali hadirnya produk boikot di lingkungan kampus Islam. Ia menyebut bahwa hal ini mencederai sensitivitas kampus terhadap isu kemanusiaan.
“Sebagai kampus Islam, UIN seharusnya peka terhadap isu global seperti boikot. Kalau produk kayak gitu masih bisa masuk, kesannya kampus kita enggak peduli,” ujar Ivania saat ditemui, Senin (23/6/2025).
Ia juga berharap ke depannya kampus lebih selektif dalam memberikan izin.
“Ke depannya kampus harus lebih hati-hati, jangan sampai sembarangan kasih izin buat produk yang sedang diboikot. Ini menyangkut nama baik UIN juga,” pungkasnya.