JURNALPOSMEDIA.COM – Dewa Sektia Diraja, mahasiswa asal Kabupaten Bogor, membuktikan, menjadi Duta Genre 2024 bukan sekadar meraih gelar, tetapi tentang menciptakan gerakan nyata yang berdampak bagi para remaja.
Lewat semangat dan dedikasinya, Dewa menghadirkan program-program inovatif yang menjawab berbagai isu krusial remaja masa kini.
“Saya ingin membantu remaja tidak bingung arah hidupnya seperti saya dulu,” ujar Dewa saat diwawancarai pada Minggu (25/5/2025).
Keinginannya sederhana namun berdampak besar yakni menjadi agen perubahan yang dapat membimbing remaja dalam merencanakan masa depan mereka.
Perjalanan Dewa menjadi Duta Genre dimulai dari seleksi tingkat kecamatan hingga akhirnya melaju ke final tingkat Kabupaten Bogor. Ia dibekali berbagai pelatihan seperti tes wawasan, public speaking, hingga penyusunan program kerja.
Di tahap akhir, ia harus mempresentasikan program solutif yang menjadi ciri khasnya. Namun perjalanan tersebut tidak lepas dari tantangan. Selain tekanan kompetisi, tantangan juga datang dari keharusan berinteraksi langsung dengan remaja di lapangan.
“Insecure itu pasti, apalagi waktu lihat peserta lain bagus-bagus. Yang paling berat itu mengajak audiens buat fokus dan benar-benar tertarik ikut program,” tambahnya.
Sebagai pemenang Duta Genre Kabupateb Bogor 2024, Dewa ingin membawa nilai lebih dari sekadar simbol selempang. Ia bertekad mengajak remaja berpikir kritis, hidup sehat, dan mempersiapkan masa depan dengan matang.
“Nilai utama saya adalah mengedukasi, menginspirasi, dan melakukan aksi nyata,” ungkapnya.
Program Kuatkan Remaja Cegah Stunting (Kujang) menjadi bukti konkret langkah Dewa. Terinspirasi dari keresahannya terhadap isu stunting, ia menggagas program ini sebagai upaya edukasi dan pencegahan sejak dini. Edukasi dilakukan tidak hanya kepada remaja, tetapi juga anak-anak TK sebagai bentuk pendekatan dini.
“Stunting bukan cuma soal gizi, tapi soal masa depan,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa remaja harus sadar bahwa mereka adalah calon orang tua yang bertanggung jawab atas generasi berikutnya. Dalam implementasinya, Kujang melibatkan edukasi ke sekolah, kampanye media sosial, dan rencana pelatihan kader remaja sehat.
“Remaja juga bisa jadi kader, bukan cuma ibu-ibu,” katanya.
Dalam program Kujang ini, Dewa berhasil menangani sekitar 15 anak yang mengalami stunting di wilayah untervensinya.
Respon dari masyarakat dan remaja pun sangat positif. Banyak yang antusias dan ingin bergabung sebagai relawan. Dewa bahkan membuka peluang partisipasi dalam bentuk volunteer agar dampaknya semakin luas.
Untuk memperkuat pesan, Dewa juga menggagas program Raja Air, sebuah inisiatif edukatif dengan filosofi seperti air yang tenang namun berdampak. Nama tersebut merupakan akronim dari nama lengkapnya, dan sekaligus mengandung makna simbolis bahwa air adalah media yang fleksibel dan menyentuh berbagai lapisan kehidupan remaja.
Raja Air menyoroti isu-isu seperti stunting, kesehatan mental, pernikahan dini, dan kurangnya literasi kesehatan reproduksi. Ia mengedepankan pendekatan yang relevan seperti edukasi di posyandu remaja, pembuatan podcast, serta konten kreatif di media sosial. Dewa juga aktif berkolaborasi dengan Pusat Konseling Remaja (PIK-R), Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinas PLKB), dan komunitas lokal.
Harapan jangka panjangnya, Kujang dan Raja Air bisa menjadi gerakan yang menginspirasi remaja Bogor.
“Saya ingin remaja hari ini jadi generasi emas, bukan generasi cemas,” pungkasnya dengan penuh semangat.
Dewa Sektia Diraja membuktikan bahwa perubahan tak butuh gelar besar, cukup niat tulus dan aksi nyata. Melalui program Kujang dan Raja Air, ia menunjukkan bahwa remaja bisa jadi pelopor, bukan sekadar penonton. Karena sejatinya, masa muda adalah waktu terbaik untuk menyalakan cahaya bagi masa depan.