Mon, 16 December 2024

Belanja atau Tergiur? Efek Influencer yang Menggila

Reporter: Renita Asri dewi/Kontributor | Redaktur: Silmy Kaffah Mardhotillah | Dibaca 21 kali

4 jam yang lalu
(Sumber foto: Pinterest)

JURNALPOSMEDIA.COM – Di tengah arus digitalisasi yang kian pesat, influencer muncul sebagai tokoh sentral dalam dunia pemasaran modern. Dengan jutaan pengikut, mereka memiliki kekuatan luar biasa dalam mempengaruhi perilaku konsumen, khususnya kebiasaan dalam berbelanja. Namun, di balik popularitas dan pengaruhnya yang besar muncul pertanyaan, apakah kita benar-benar membeli produk karena kebutuhan, atau hanya tergiur oleh gaya hidup yang dipamerkan oleh mereka?

Dari beberapa kasus yang telah terjadi menunjukkan bahwa rekomendasi dari seorang influencer kerap memicu perilaku belanja impulsif tanpa adanya perencanaan dan pemikiranyang matang . Terlebih lagi menurut hasil survei McKinsey (dalam DataIndonesia.id, 2023) 48% dari responden generasi Z sering mengakses media sosial,  sehingga dapat memicu terjadinya kegiatan berbelanja akibat tergiur oleh influencer. Terlebih dari sebagian masyarakat di Indonesia mengaku mereka membeli produk yang sebenarnya tidak merekabutuhkan, hanya karena tergiur di media sosial. Fenomena ini semakin diperkuat oleh strategi pemasaran yang cerdas, seperti diskon kilat atau edisi terbatas, yang memanfaatkan rasa takut ketinggalan atau FOMO (Fear of Missing Out) di kalangan konsumen.

Mengapa hal ini begitu efektif? Karena influencer menciptakan narasi yang relatable, mereka tidak hanya menjual produk, tetapi juga gaya hidup. Ketika seorang influencer menunjukkan dan mempromosikan suatu produkyang membuat hidup mereka lebih mudah atau menyenangkan, audiens secara alami merasa terdorong untuk mencoba hal yang sama.

Namun hal ini justru memiliki dampak negatif terutama dalamhal keuangan. Banyak orang akhirnya merasa menyesal setelah membeli barang yang ternyata tidak sesuai harapan. Selain itu juga dapat membuat para konsumen memiliki gaya hidup yang konsumtif dan kehilangan kemampuannya untuk mengevaluasi produk secara kritis, sehingga mereka akan ketergantungan pada rekomendasi yang influencer ciptakan.

Untuk mengatasi hal ini, masyarakat tentu perlu meningkatkan literasi finansial dan menjadi konsumen yang lebih cerdas. Terdapat beberapa solusi yang bisa konsumen lakukan saat akan membeli suatu produk hasil rekomendasi influencer.

1. Edukasi Literasi Finansial
Penting bagi masyarakat untuk memahami konsep pengelolaan keuangan, dengan membuat anggaran bulanan yang mencakup kebutuhan, tabungan, dan hiburan. Dengan begitu, belanja impulsif bisa diminimalkan.

2. Evaluasi Kebutuhan Sebelum Membeli
Sebelum membeli barang yang direkomendasikan influencer, tanyakan pada diri sendiri, “Apakah saya benar-benar membutuhkan ini?” atau “Apakah produk ini sesuai dengan prioritas saya?”.

3. Kritisi Konten Influencer
Konsumen perlu lebih kritis terhadap konten yang disajikan influencer. Pastikan tidak membeli produk hanya agar terlihat keren tetapi juga mengevaluasi manfaat dan kualitas produk tersebut.

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments