Wed, 12 November 2025

UIN Bandung Operasikan Lift di Kampus I untuk Dukung Aksesibilitas Disabilitas

Reporter: Ravi Ahmad Maulana & Dilasti Almaidah Putri | Redaktur: ANGGIA ANANDA SAFITRI | Dibaca 137 kali

10 jam yang lalu
(Sumber foto: Ravi Ahmad Maulana/Jurnalposmedia)

JURNALPOSMEDIA.COM – Kampus I UIN Bandung kini memiliki lift di tujuh fakultas untuk mendukung mobilitas mahasiswa disabilitas. Fasilitas tersebut telah beroperasi dan dipelihara secara rutin oleh pihak universitas.

Kepala Sub Bagian Perlengkapan, Muhammad Irfan mengungkapkan, alasan utama melakukan akselerasi pembangunan lift di Kampus I.  Menurutnya, selain dari tuntutan akreditasi kampus, kemudahan akses mobilitas penyandang disabilitas dan lansia pun menjadi perhatian utama.

“Salah satu yang paling menjadi core-nya itu sebenarnya kebutuhan disabilitas. Kalau disabilitas walaupun hanya empat lantai, kalau nggak ada lift kan kesulitan juga. Jadi lebih diprioritaskan untuk disabilitas,” ungkapnya saat diwawancarai Jurnalposmedia pada Senin (10/11/2025).

Irfan menambahkan, sebagian besar lift di Kampus I sudah mulai beroperasi pada tahun 2024. Namun, karena faktor efisiensi, lift di beberapa titik mulai dibatasi penggunaannya.

“Lift itu dari tahun kemarin juga sudah ada yang beroperasi sebetulnya. Namun, karena keterkaitan dengan efisiensi anggaran dari pemerintah pusat ya. Jadi di beberapa tempat itu ada yang diatur penggunaannya. Termasuk di sini (FISIP), di sini kan sempat dimatikan. Karena terkait dengan efisiensi anggaran yang diprogramkan oleh pemerintah pusat ya kita juga harus ikut. Dengan alasan anggaran, ada beberapa yang tidak bisa dilaksanakan,” tambahnya.

Menurut Irfan, selain perihal operasional, lift juga memerlukan perawatan dan pemeliharaan secara berkala. Maka dari itu, sinergi antara pihak universitas dan pihak fakultas sangat diperlukan. Perihal teknis sehari-hari, pihak universitas memberikan kewenangan kepada setiap fakultas untuk mengelolanya. Namun, pihak universitas tetap turut memelihara dengan melaksanakan pengecekan rutin setiap satu atau dua bulan sekali.

“Kalau proses pemeliharaan dan perawatan itu adanya di kantor pusat (universitas). Jadi terpusat ada di kantor pusat. Kami punya proses pemeliharaan itu misalnya sebulan sekali atau dua bulan sekali, pengoperasiannya dari fakultas, tapi untuk pemeliharaannya di universitas,” ujarnya.

Pihak universitas juga menyediakan mekanisme pelaporan jika terjadi kendala pada lift. Laporan diajukan melalui fakultas kepada Kasubag Rumah Tangga untuk diteruskan ke pimpinan universitas. Namun, hingga saat ini belum ada keluhan yang diterima terkait kerusakan lift.

“Kalau sistem pelaporannya kita menunggu dari fakultas. Kalau ada masalah biasanya di tingkat fakultas disampaikan kepada universitas. Biasanya dilaporkannya ke Kasubag Rumah Tangga, setelah itu disampaikan ke pimpinan. Tapi sejauh ini laporan rusak sih belum ada. Karena memang belum lama liftnya kalau yang di fakultas. Jadi tadi di tiga fakultas itu kan baru berjalan dua tahun. Kemudian yang di empat fakultas juga berjalan tahun ini. Sebagian masih dalam tahap pemeliharaan. Jadi setelah selesai itu mereka masih ada kewajiban untuk setiap bulan memeriksa liftnya sendiri,” tuturnya.

Pihak universitas berharap lift digunakan oleh mereka yang benar-benar membutuhkan. Mahasiswa juga diimbau untuk memprioritaskan pengguna disabilitas dan lansia.

“Kalau kami berharap sih para mahasiswa bisa mendahulukan orang-orang yang membutuhkan, seperti disabilitas atau lansia,” ungkapnya.

Di sisi lain, salah satu mahasiswa, Rifaldy mengungkapkan kesannya terhadap kehadiran lift di berbagai fakultas. Baginya, dengan adanya lift para mahasiswa cukup terbantu mobilitasnya.

“Secara fungsi liftnya dihadirkan, jujur, nyaman dan efisien. Karena untuk liftnya juga baru, dan memudahkan untuk kami beraktivitas. Apalagi saya suka ke perpus FDK, baca-baca di sana,” ujarnya.

Rifaldy berharap fasilitas lift yang telah tersedia dapat dijaga dengan baik, mengingat pembangunan lift memerlukan biaya yang besar. Ia juga menekankan pentingnya perhatian lebih dari pihak birokrasi terhadap fasilitas kampus secara keseluruhan agar selaras dengan predikat UIN Bandung sebagai PTKIN peringkat pertama.

“Kalau fasilitas lift, lebih dijaga saja dari segi pemeliharaannya, karena sayang membuat lift itu bukan uang yang sedikit, dan juga dari uang kami, ya dijaga saja. Terus bagi fasilitas yang lain, mohon lebih diperhatikan dari tatanan pihak birokrasi karena malu PTKIN nomor satu kok kayak gini, kami sebagai mahasiswanya pun bertanya-tanya nomor 1 dari mananya,” pungkasnya.

Bagikan :
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments