Mon, 28 April 2025

Sultan Hamid II, Tokoh Dibalik Perancang Burung Garuda Pancasila

Reporter: Santi Agustini | Redaktur: Suryadi | Dibaca 1778 kali

Tue, 17 August 2021
Burung Garuda Pancasila
Lambang Negara Burung Garuda Pancasila. (Sumber: Pinterest)

JURNALPOSMEDIA.COM Bendera, lambang negara, bentuk pemerintahan, dan lagu kebangsaan merupakan identitas dari sebuah negara

Dari semua itu, ciri yang paling melekat adalah bendera dan lambang negara. Bendera selalu identik dengan warna, sementara lambang berkaitan dengan bentuk, simbol, dan gambar yang menjadi interpretasi dari sebuah negara.

Lambang negara memiliki keunikannya masing-masing. Banyak negara menggunakan bentuk hewan dalam melambangkan negaranya, seperti Uni Emirat Arab (UEA) yang memilih Burung Falcon Emas.

Selain itu, ada negara yang menggunakan bentuk dua hewan sekaligus, yaitu Armenia dengan lambang Singa dan Elang, dan Australia dengan lambang Kanguru dan Burung Emu.

Sama halnya dengan negara lain, Indonesia pun menggunakan bentuk hewan yaitu Burung Garuda. Tapi tahukah kamu siapa perancang desain Burung Garuda? Belum banyak diketahui orang, bila desain tersebut didapatkan dari proses sayembara.

Sultan Hamid II Sang Perancang Burung Garuda Pancasila

Pada 17 Desember 1949, Sultan Hamid II diangkat ke dalam Kabinet Republik Indonesia Serikat (RIS) oleh Presiden Soekarno. Selama menjabat Menteri Negara Zonder Portofolio, beliau menjalankan tugas untuk merencanakan, merancang, dan merumuskan lambang negara.

Berawal dari pembentukan Panitia Lencana Negara di bawah Koordinator Menteri Negara Zonder Portofolio yang menampung usulan rancangan untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah.

Hasil seleksi pun jatuh pada rancangan Sultan Hamid II dan M. Yamin. Pada tahap selanjutnya, rancangan Sultan Hamid II yang terpilih.

Pada 8 Februari 1950, rancangan lambang negara diajukan kepada Presiden Soekarno. Setelah melalui proses pertimbangan, serta adanya saran dan masukan, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan bentuk akhir rancangan, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar.

Lambang negara tersebut dikenal hingga kini sebagai Burung Garuda Pancasila.

Lantas siapa Sultan Hamid II itu? Sultan Hamid II lahir pada 12 Juli 1913 di Pontianak, Kalimantan Barat. Beliau memiliki nama lengkap Syarif Abdul Hamid Alkadrie. Sang ayah merupakan Sultan Pontianak ke-6, Sultan Syarif Muhammad Alkadrie. Sultan Hamid II menempuh pendidikan di Sukabumi, Pontianak, Yogyakarta, dan Bandung.

Sultan Hamid II wafat di Jakarta pada 30 Maret 1978, lalu dikebumikan di Pemakaman Keluarga Kesultanan Pontianak. Pada Juli 2016, Pembina Yayasan Sultan Hamid II, Max Jusuf Alkadrie dan istrinya mengajukan berkas Sultan Hamid II untuk dicalonkan sebagai pahlawan nasional ke Kementrian Sosial (Kemensos).

Melansir situs Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kalimantan Barat, Kemensos tidak mengabulkan permohonan gelar pahlawan nasional untuk Sultan Hamid II yang diajukan Yayasan Sultan Hamid II. Keputusan penolakan itu disampaikan ke yayasan pada tahun 2019 sehingga menuai polemik.

Yayasan Sultan Hamid II berpendapat bahwa ada tiga alasan penolakan tersebut tidak mendasar. Pertama, sudah dibuktikan bahwa Sultan Hamid II bukan pemberontak dan tidak ada kaitannya dengan pemberontakan Westerling di Bandung Tahun 1950.

Hal tersebut dibahas juga dalam bentuk penelitian tesis oleh Anshari Dimyati di Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2012.

Kedua, dalam penelitian tesis Dosen Universitas Tanjungpura (Untan), Turiman Faturrahman Nur dengan jelas dan tegas membuktikan bahwa Sultan Hamid II adalah perancang Lambang Negara Garuda Pancasila.

Ketiga, Kemensos tak layak memberikan pernyataan politis dan bersifat individualistik dalam membenturkan masing-masing pribadi. Menurut Yayasan Sultan Hamid II alasan ketiga ini sangat tidak masuk akal dan tidak beralasan.

Terlepas dari polemik tersebut, tetap diakui bahwa Sultan Hamid II adalah perancang Lambang Garuda Pancasila. Karya beliau menjadi sejarah yang perlu diketahui oleh bangsa Indonesia baik generasi kini dan nanti.

Bagikan :
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments