JURNALPOSMEDIA.COM-UIN Bandung mewajibkan mahasiswanya memiliki sertifikat Test of English for Academics (TOEFA) dan Test of Arabic as Foreign Language (TOAFL) sebagai syarat sidang munaqosah. Hal tersebut diberlakukan sejak 2014 dan tercantum dalam pedoman akademik sesuai Surat Keputusan (SK) Rektor.
Ketua Pusat Pengembangan Bahasa UIN Bandung, Abdul Kodir mengatakan skor TOEFA dan TOAFL telah ditetapkan oleh pihaknya. Saat ini, Pusat Pengembangan Bahasa juga tengah mempersiapkan pelatihan TOEFA dan TOAFL bagi mahasiswa semester 6.
“Skor untuk program sarjana minimal 400, magister 450, dan doktor 500,” ujarnya saat ditemui Jurnalposmedia di Ruang Ketua Pusat Pengembangan Bahasa, Gedung Language Center lantai 2, Rabu (27/3/2019).
Meski demikian, Abdul menjelaskan toleransi skor hasil tes diserahkan kepada kebijakan jurusan. Dikhawatirkan, studi mahasiswa terhambat jika harus memenuhi skor yang ditetapkan Pusat Pengembangan Bahasa.
Terkait perekrutan tenaga pengajar, lanjut Abdul menjelaskan, pihaknya memberdayakan lulusan Bahasa dan Sastra Arab, Pendidikan Bahasa Arab, Bahasa dan Sastra Inggris, serta Pendidikan Bahasa Inggris. Abdul meminta rekomendasi lulusan terbaik ke ketua jurusan.
“Diprioritaskan lulusan S2 atau sedang menempuh S2. Persyaratan tutornya yang fresh, agar tidak terlalu bersenjang dan mahasiswa nyaman dengan mereka,” lanjutnya.
Menurut Abdul, jumlah pengajar persiapan TOEFA dan TOAFL minimal 74 orang. Mereka diberi workshop khusus oleh masing-masing ketua bidang bahasa. Apabila tutor tidak mengajar sesuai arahan, maka kontrak dihentikan.
“Kita tidak definitif seperti dosen negeri. Nanti akan ada evaluasi dan angket penilaian pengajar untuk mahasiswa. Mereka bisa menilai dari sisi kemampuan, keterampilan, dan metodologi pengajaran,” kata Abdul.
Sementara itu, Abdul mengungkapkan dalam pembuatan soal TOEFA dan TOAFL, pihaknya hanya menyeleksi soal-soal yang beredar. Selain itu, juga bekerja sama dengan konsorsium pusat pengembangan bahasa yang terdiri dari 56 perguruan tinggi islam negeri di seluruh Indonesia.
Abdul menambahkan, pelatihan TOEFA dan TOAFL akan dimulai 1 April, sedangkan tes dilaksanakan jika sudah melalui 24 pertemuan bersama tutor. Pelaksanaan TOEFA dan TOAFL bagi mahasiswa dibebaskan biaya karena sudah termasuk dalam Uang Kuliah Tunggal (UKT). Selain itu, tes juga dibuka untuk umum dengan biaya 75 ribu rupiah.
“Tes akan dilaksanakan online, jumlah perangkatnya memenuhi, bandwidth kita cukup, dan sudah punya server sendiri. Jika ada gangguan, kita bisa menggunakan Local Area Network (LAN),” imbuh Abdul.
Menurut salah seorang tutor bahasa Inggris, Shadam Hussaeni, dirinya mesti berperan memberikan materi Listening, Structure, dan Reading, serta tips dan trik menjawab soal-soal TOEFA. Jumlah kehadiran juga sangat berpengaruh terhadap hasil TOEFA karena di tiap pertemuan akan diadakan latihan soal agar peserta terbiasa.
“Pertemuan dijadwalkan 3 kali seminggu dan saya rasa efektif apabila peserta bersungguh-sungguh ingin mendapatkan nilai terbaik,” ujarnya saat dihubungi via Whatsapp, Jumat (29/3/2019).
Shadam mengapresiasi upaya kampus memberikan pelatihan Speaking dan TOEFA, karena di perguruan tinggi lain jarang sekali diadakan pelatihan serupa, “Saya mengapresiasi antusiasme peserta dan berharap mereka serius agar mendapat hasil terbaik yang diinginkan,” pungkasnya.