Fri, 20 September 2024

Ragam Inovasi Anak Bangsa di Masa Pandemi Covid-19

Reporter: Retno Nur Hidayati | Redaktur: Putri Restia Ariani | Dibaca 285 kali

Sat, 27 June 2020
covid-19
Beragam inovasi anak bangsa di masa pandemi Covid-19. Mulai dari robot, pelindung wajah, juga masker berkarakter.

JURNALPOSMEDIA.COM – “Asal tak padam di tengah malam”. Ungkapan tersebut dirasa selaras dengan semangat anak bangsa yang tak pernah padam dalam melahirkan inovasi di tengah pandemi. Meski masih digempur Covid-19, sosok-sosok ini justru terpacu untuk mengembangkan alat-alat guna membantu mencegah penyebaran virus.

Kendati hingga saat ini vaksin untuk melawan virus Corona belum juga ditemukan, inovasi tersebut dapat membantu meredam dampak yang ditimbulkan. Mulai dari robot, pelindung wajah, hingga masker, berikut inovasi anak bangsa di tengah masa pandemi.

Robot Pemberantas Covid-19 Karya Tel-U dan LIPI
covid-19
Robot Autonomous UVC Moblie Robot (AUMR) karya tim Universitas Telkom Manajer dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). (Youtube/Jurnalpos TV)

Tim dari Universitas Telkom dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merancang robot guna membantu memberantas virus Corona. Robot tersebut diberi nama Autonomous UVC Moblie Robot (AUMR). Manajer Produksi AUMR, Achmad Riyadi mengatakan, awalnya robot ini bukan diperuntukkan membantu mengatasi Covid-19, melainkan untuk membawa barang.

Setelah munculnya pandemi, tim produksi pun merancang ulang desain, fungsi dan kegunaan robot. Jadilah robot disinfeksi dan sterilisasi bernama AUMR, “Alasan menggunakan disinfektan sinar UV dibandingkan disinfektan cair karena disinfektan cair dapat menyebabkan penumbuhan jamur di interior ruangan dan meninggalkan bekas. Sedangkan disinfektan sinar UV tidak akan meninggalkan bekas dalam waktu dekat,” tutur Riyadi.

Selain AUMR, Riyadi dan tim juga telah menciptakan beberapa robot lainnya. Seperti robot pembawa barang dan robot pengganti dokter, sehingga interaksi antara pasien yang terjangkit virus dan dokter dapat berlangsung tanpa adanya interaksi fisik secara langsung. Ia berharap adanya AUMR dapat mengurangi jumlah tenaga medis yang terpapar virus sekaligus mengurangi limbah yang dihasilkan alat-alat medis.

“Semoga dengan adanya AUMR ini bisa mengurangi korban, dan juga dapat segera memberantas Covid-19 dari Indonesia,” tuturnya saat diwawancarai Jurnalposmedia bulan lalu, Senin (11/5/2020).

Lifeshield Face Protector, Face Shield Gratis untuk Tenaga Medis
covid-19
Sumbangan APD dari Lifeshield kepada Lembaga Biologi Molekular EIJKMAN, Jakarta, bertuliskan pesan “Semangat bro! temukan vaksinnya!”. (Dokumen pribadi Lifeshield)

Lifeshield Face Protector adalah sebuah gerakan nirlaba yang turut memberikan bantuan berupa pelindung wajah home made gratis. Produk tersebut diperuntukkan bagi para tenaga medis yang berjuang di garda terdepan dalam melawan Covid-19. Hingga kini, gerakan tersebut berhasil memproduksi sekitar 12 ribu pelindung wajah. Sekitar 10 ribu face shield telah didistribusikan ke berbagai puskesmas dan rumah sakit di Indonesia.

“Kalau (bertanya) distribusinya sudah ke mana saja, kita dari ujung Indonesia (mulai) Sabang sampai Merauke. Jadi, dari sisi barat kita punya relawan dari Banda Aceh. Di timur, kita punya relawan di Sentani, Papua,” ungkap inisiator gerakan Lifeshield Face Protector, Aldo Ikhwanul Halim kepada Jurnalposmedia. Kamis (4/6/2020).

Aldo berharap agar produk yang dibuat dirinya beserta tim dapat melindungi tenaga medis serta menjamin kelangsungan hidup masyarakat, “Dengan melindungi tenaga medis kita, kita menjamin kelangsungan hidup kita sendiri, karena kalau mereka jadi korban, siapa yang bakal merawat kita,” katanya.

Inovasi Masker Karakter
covid-19
Masker karakter buatan Cilest Digital Printing. (Mochamad Irfan Darma Putra/Jurnalposmedia)

Pemerintah telah mewajibkan masyarakat menggunakan masker guna mengurangi penularan virus. Lantas, inovasi terbaru yang dimunculkan di tengah maraknya permintaan masker adalah produksi masker karakter atau bergambar. Masker karakter berbahan scuba tersebut diproduksi Cilest Digital Print sejak 27 Maret lalu.

“Sehari itu bisa dipesan 200 lusin (masker). Tapi saat (awal) Covid-19 merajalela hampir dipesan 25.000 piece, karena alat produksinya juga mendukung. Sekarang penyebarannya terbuka hingga ke beberapa pulau di Indonesia seperti Sumatera, Sulawesi,” ungkap Pemimpin Produksi Masker Cilest, Sandi Setiawan saat ditemui Jurnalposmedia di Cilest Digital Print di Jl. Pagarsih No. 264, Jamika, Bojongloa, Bandung. Rabu (24/6/2020).

“Harga pertama di bulan Maret itu Rp9.000,00-10.000,00, tapi karena sekarang sudah banyak yang memproduksi (masker), harganya menjadi Rp5000 per piece. Kalau untuk pemesanan, minimal satu lusin seharga Rp60.000,00,” tambah Owner Cilest Digital Print, Cecep Famias.

Menurut keterangan Sandi, motif masker yang paling laku dipesan adalah motif karakter wajah seseorang. Seperti motif wajah tersenyum, berkumis, ataupun berjanggut. Tak hanya itu, kata Sandi, motif action figure juga banyak dipesan. Pun, selain instansi pemerintah, instansi swasta juga banyak memesan masker ke Cilest Digital Printing.

 

Kru Liput Jurnalposmedia:

Ahmad Baihaqi

Mochamad Irfan Darma Putra

Muhammad Rezaldy Putra

Muhammad Wisnusyah

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments