Aku bukanlah batu
Yang keras dan tak berperasaan
Aku bukanlah duri
Yang disentuh akan menyakiti
Beribu kelemahanku
Seakan canda dan tawamu
Beribu kali tangisanku
Seakan hiburan untukmu
Sehina itukah aku dimatamu?
Serendah itukah aku bagimu?
Kau yang merasa mengangkasa
Seakan berkuasa
Sedangkan kau hanya mendengar,
sorak tangisku yang begitu nestapa
Hatiku teriris pisau yang membara
Ingin aku mencincang kata-kata sarkasmu
Ingin aku menggemakan tumpah serapahku
Tapi siapa aku?
Aku hanya manusia rapuh
Yang tak kenal tangguh
Aku hanya manusia sendu
Yang selalu dikungkungi pilu menggebu
Hanya kata-katamu yang menyakitkan
Yang terus berkecamuk dipikiranku
Hanya perlakuanmu yang meremehkan
Yang selalu mendebat hatiku
Tak adakah setitik hatimu melembut
Untuk tak menggoreskan luka di hatiku
Dimana nuranimu?
Tak ingatkah kau ada sang Ilahi yang akan mengakhiri?
Tak ingatkah ada malaikat yang akan mencatat?
Berpura-pura tak ingat, padahal kau seorang pendosa
Berpura-pura bodoh, padahal kau tahu itu menyakitiku
Ingin ku meneriakimu
Ingin ku menyadarkanmu
Bahwa kau sama denganku
Hanya seorang manusia yang tak harus mencaci
Hanya seorang manusia yang harusnya menghargai