JURNALPOSMEDIA.COM – Banyaknya kasus serangan jantung mendadak (jantung koroner) tak lepas dari minimnya pengetahuan masyarakat akan hal yang menyebabkan ini bisa terjadi.
Dokter Dini Rostiati memberikan penjelasan terkait hal tersebut dalam webinar bertajuk “Komunikasi Keluarga dalam Mendeteksi dan Mencegah Penyakit Jantung” oleh Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung, Selasa, (22/6/2021).
Pembuluh darah besar (aorta) akan mempercabangkan pembuluh darah koroner yang harus dijaga aliran darahnya agar selalu bagus, sehingga fungsi jantung tetap bekerja sebagaimana mestinya.
“Jika ada sumbatan di salah satu pembuluh darah ini. Maka jantung akan tiba-tiba berhenti karena tidak ada suplai oksigen atau makanan, itu yang dinamakan serangan jantung,” jelasnya.
Gejala umum dari serangan jantung adalah nyeri dada, “Pada saat serangan jantung terjadi biasanya nyeri dada terasa sangat sakit dan tidak hilang, itu berarti sumbatannya sudah terjadi total,” imbuhnya.
Selain menempuh pengobatan medis, pasien dengan penyakit jantung ternyata juga perlu pengobatan non-medis. Pakar Komunikasi Keluarga, Leili Kurnia Gustini menyebut hal itu adalah dengan komunikasi keluarga.
“Banyaknya kasus penyakit jantung saat ini, bukan menjadi tanggung jawab satu pihak saja, melainkan seluruh lapisan masyarakat, terutama keluarga pasien” tuturnya.
Saat ini, tingkat ketidak berhasilan pengobatan non-medis kian meningkat. Hal ini juga menyebabkan tingkat kematian akibat penyakit jantung koroner dari tahun ke tahun mengalami kenaikan.
“Treatment medis di Indonesia sudah cukup baik. Ternyata, masalahnya ada di treatment non medis, yaitu di komunikasi kesehatan keluarga. Mungkin ada komunikasi yang tidak tepat atau kurang baik,” ungkapnya.
Leili mengatakan bahwa komunikasi di dalam keluarga memiliki proses yang penting bagi penyembuhan penyakit. Dan komunikasi kesehatan keluarga yang paling baik dilakukan adalah komunikasi interpersonal. Alasannya karena komunikasi ini hanya bisa dilakukan oleh keluarga pasien, berbeda dengan dokter.
Komunikasi memiliki peran penting bagi kesembuhan pasien penyakit jantung. Ia berperan untuk menginformasikan, mempengaruhi serta memberikan motivasi individu terkait hal-hal di bidang kesehatan, khususnya di dalam lingkup keluarga.